Keturunan China, Lahir di Afrika, Kini Jadi Orang Paling Kaya di LA

Amanda Christabel - detikFinance
Sabtu, 08 Feb 2025 15:00 WIB
Ilustrasi Banyak Uang/Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Patrick Soon-Shiong adalah dokter ternama, taipan farmasi, pemilik klub basket, bos surat kabar, sekaligus orang terkaya di Los Angeles (LA). Ia lahir di Port Elizabeth, Afrika Selatan, pada 1952, dan sekarang menetap di Hollywood, California. Namun, perjalanan hidupnya dimulai jauh dari gemerlap Hollywood.

Orang tuanya melarikan diri dari China setelah invasi Jepang, membangun kehidupan baru sebagai penjaga toko di Afrika Selatan. Ayahnya seorang herbalis. Meski tumbuh dalam kondisi yang terasa normal, Soon-Shiong menyadari bahwa ia adalah bagian dari kelompok minoritas. Tidak berkulit hitam maupun putih.

Menurut Business Tech, Sabtu (8/2/2025), Soon-Shiong tumbuh di lingkungan beragam, berteman dengan orang kulit hitam, putih, China, dan India. Pada usia 16 tahun, ia masuk Universitas Witwatersrand untuk belajar kedokteran. Dari 200 mahasiswa terbaik, ia menempati posisi keempat. Namun, sebagai keturunan China, ia butuh izin khusus dari pemerintah Afrika Selatan untuk bekerja.

Gajinya pun hanya separuh dari rekan-rekannya. Saat kuliah, ia bertemu Michele B. Chan, yang kemudian menjadi istrinya. Ia mengaku olahraga ini membantunya tetap waras hingga kini.

Pada 1977, setelah menikah, pasangan ini pindah ke Vancouver, Kanada, untuk residensi junior. Karier akademiknya melesat. Ia menjadi kepala residen di UC Davis dan kemudian profesor bedah termuda di University of California, Los Angeles (UCLA).

Di UCLA, ia melakukan dua transplantasi pankreas terbuka dan transplantasi ginjal pertamanya pada usia 30 tahun. Namun, karena risiko tinggi, ia meminta atasannya untuk lebih fokus pada transplantasi sel islet-prosedur yang mentransplantasikan bagian kecil pankreas donor ke pasien lain guna mengobati diabetes tipe 1. Setelah cuti panjang, ia sukses melakukan transplantasi sel islet pertama di Pusat Medis St. Vincent.

Meski dikenal sebagai dokter, kekayaan Soon-Shiong berasal dari bisnis farmasi. Ia keluar dari UCLA pada 1991 untuk mendirikan VivoRx Inc., perusahaan bioteknologi yang berfokus pada diabetes dan kanker. Pada 1997, ia mendirikan American Pharmaceutical Partners (APP) Pharmaceuticals, lalu membeli perusahaan obat generik suntik Fujisawa pada 1998. Keuntungan dari bisnis ini ia gunakan untuk mengembangkan Abraxane, obat kemoterapi inovatif.

Abraxane mengandung paklitaksel-zat yang sudah digunakan dalam kemoterapi-dan dibungkus protein untuk lebih efektif menargetkan tumor. Obat ini sukses besar karena ampuh melawan kanker pankreas. Soon-Shiong kemudian mendirikan Abraxis BioScience pada 2001 untuk memproduksi Abraxane.

Pada 2008, ia menjual APP dan dua tahun kemudian melepas Abraxis dengan total nilai US$ 9,1 miliar (Rp 148,5 triliun). Meski sempat menjadi orang terkaya di Los Angeles, kekayaannya anjlok dalam beberapa tahun terakhir. Forbes mencatat, kekayaannya merosot dari US$ 12,2 miliar (Rp 199 triliun) pada 2015 menjadi US$ 6,2 miliar (Rp 101 triliun) pada 2024.

Soon-Shiong tak melupakan Afrika Selatan sebagai asal-usulnya. Pada September 2021, ia bekerja sama dengan Presiden Cyril Ramaphosa meluncurkan NantSA, bagian dari NantWorks-jaringan startup di bidang kesehatan, bioteknologi, dan kecerdasan buatan yang dipimpinnya.

Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan kapasitas pengembangan vaksin di Afrika Sub-Sahara. Pada 2022, ia membuka fasilitas manufaktur vaksin dan kampus baru di Cape Town bersama Ramaphosa. Selain itu, ia juga menjadi pemilik sebagian saham klub basket Los Angeles Lakers sejak 2010.

Tak hanya di bidang kesehatan dan olahraga, Soon-Shiong juga merambah bisnis media. Pada 2018, perusahaan investasinya, NantCapital, membeli Los Angeles Times dan The San Diego Union-Tribune seharga hampir US$ 500 juta (Rp 8,1 triliun).

Namun, ia menjualnya pada 2023. Masa kepemilikannya diwarnai kontroversi, termasuk tuduhan bahwa ia menghentikan dewan redaksi mendukung Kamala Harris dalam pemilu 2024-pertama kalinya surat kabar itu tidak mendukung calon presiden.




(fdl/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork