Pengusaha RI Paling Berpengaruh di Australia, Dulu Minder Tak Naik Kelas

Wawancara Bos Crown Group

Pengusaha RI Paling Berpengaruh di Australia, Dulu Minder Tak Naik Kelas

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 25 Jul 2018 08:28 WIB
Pengusaha RI Paling Berpengaruh di Australia, Dulu Minder Tak Naik Kelas
Iwan Sunito (berkacamata). Foto: Achmad Dwi Afriyadi/detikFinance

Bagaimana membangun bisnis Crown dan bertahan dari krisis?
Krisis pertama ya memulai perusahaan, susah banget, kita nggak punya staf, nggak ada kerjaan, nyari proyek baru, tapi paling indah juga kita looking back.

Lalu, krisis 1997-1998 krisis ekonomi Asia, itu juga, satu masalah 2004 residencial property di New South Wales itu setengah mati, betul-betul keringet dingin.

Tapi pada waktu perusahaan itu sudah gedean ongkos makin besar, orang kan sering kali mikir makin gede makin santai, gede sama aja, problemnya lebih gede.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Global financial krisis 2008 to me tiap krisis belajar banyak banget. Jadi setiap kali ada pertumbuhan baru masalah baru, exciting. Bukannya kita lalu mundur tapi makin maju.

Karena banyak waktu krisis perusahaan nggak bagus tumbang, ada perkataan bahwa semua kapal terapung kalau air pasang, tapi begitu surut kapal bagus aja yang terapung.

Jadi sama juga dengan bisnis, anjurannya saya, kerjakan sesuatu yang seumur hidup untuk kerjakan itu. Karena pengalaman skill dibangun menjadi yang terbaik. Sehingga orang lain mikir kok susah banget untuk kita gampang. Nggak beda orang latihan badminton, pertama susah banget, setelah jadi juara tahu geraknya kemana, tapi perlu 10-20 tahun untuk jadi jagoan begitu. Kalau sedikit-sedikit keluar kerjaan, apa yang dipelajari karena susah, kita nggak tertanam. Kaya pohon yang dicangkokin terus akarnya nggak pernah dalam.

Anda jadi orang berpengaruh di Australia, bagaimana tanggapannya?
Pikiran saya pertama this is nice kaya Indonesia naik daun, saya nggak pikir pribadi saya, saya cuma pikir Muhammad Zohri bisa jadi yang terbaik, ko sekarang ceritanya ada di Australia. I hope jadi satu kebanggaan untuk bangsa Indonesia. Dan saya yakin punya persepsi yang diubah, kayak dulu China dianggap kurang bagus sekarang Australia anggap China the biggest.

Saya pikir waktunya Indonesia lah. Dulu dianggap tradisional, tapi Indonesia ekonomi terbesar di southeast Asia, jadi nice, ya kaget jugalah, menarik juga.

(ang/ang)
Hide Ads