Percentagenya, kalau hitungan harga sih kaya sekitar dari penjualan. Misal jual Rp 3 juta, 30% itu cuma untuk bahan karena memang masuknya mahal. Tapi kita ngakali dengan beberapa produk itu untungnya sengaja kecil aja, tapi beberapa top product kita untungnya besar. Jadi bisa subsidi silang.
Kita pun selalu fokus ke branding gitu, di Instagram photoshoot dan sebagainya. Malah brand kita jadi sering dibeli artis gitu, selain itu kita kerja sama dengan fashion stylist kolaborasi gitu. Sejauh ini masih zero marketing.
Nah fashion stylist biasanya handle artis-artis, kayak Andien, Lala Karmela, yang setiap tampil butuh baju dan nggak mungkin beli makanya kita kolaborasi sama mereka. Mereka selalu loan ke kita, dan kita memang sengaja sediakan sampling untuk mereka loan peminjaman buat shoooting tv, iklan, video klip dan lain-lain.
Tips-tips bisnis untuk masuk dunia usaha?
Pertama aku tuh nggak punya basic fashion bussines ya, cuma aku tuh sempet kerja dengan Mas Gibran anaknya Pak Jokowi untuk bisnis restorannya dia Markobar, terus aku berkecimpung di dunia e-commerce, aku berkecimpung disana. Dari sana aku bisa pelajari bussines model jaman sekarang seperti apa.
Kalau menurut aku adalah walaupun nggak tau bussines model seperti apa coba kalian itu berkerja dulu dengan orang gitu kalian mempelajari dulu bagaimana sih cara atasan ngetreat pegawainya gimana sih cara membangun kantor sendiri perusahaan sendiri. Aku pun rata-rata berkerja memang di start up gitu awalnya, di perusahaan kecil.
Nah kalau perusahaan kecil itu kan visi misi mimpinya besar kan lagi menggebu-gebu kalau kita misalnya kerja di perusahaan besar pastinya kita cuma ikuti regulasi yang atas kan kita nggak bisa terlalu involve, ketika kita kerja di start up itu banyak banget pengalamannya. Apalagi kita juga kan reaching langsung ke klien mereka gitu, misal apa vendor produksi apa partner client. Jadi kita bisa generate networking juga kalau kerjanya di startup.
Jadi kalau menurut aku nggak ada salahnya kerja dulu sama orang pelajari bisnis model dari segi FnB, Fashion atau apapun. Kalau ada yang cocok baru kita trial and error gitu ibaratnya.
Di awal tuh banyak temen aku bikin fashion brand tiga bulan selesai nggak ada kabarnya lagi, kenapa? Karena biasanya mereka itu bikin masif dulu di awal. Sedangkan aku bilang mulai dari Linean buka kita cuma punya barang sedikit, sekitar 100 quantity. Tapi masing-masing sekitar 8 model, lalu kita jual nih beberapa nggak laku kan, tapi yang laku kita jual kita repeating buat lagi produksi lagi.
Lalu kita move on per tiga bulan, setelah season pertama nggak laku, kita evaluasi kenapa sih nggak laku apakah terlalu basic atau apa, atau harganya nggak cocok. Abis evaluasi kita move on, karena quantity nggak banyak jadi modal bisa kita puterin dari season satu. Terus ketika di season dua ternyata malah yang season satu laku keras, jadi kita nggak pernah tau bisa aja yang nggak kejual sebelumnya demandnya ternyata tinggi gitu, karena memang harus terus move on kalau fashion berganti model.
Di awal itu kuantitas nggak usah terlalu banyak dulu agar fleksibel dan mudah move on ke hal lain untuk evaluasi gitu makanya Linean terus jalan karena kita evaluasi terus dan kulik lagi. Aku sering liat temen bikin bisnis fashion di awal usahanya dia berani bikin masiv bahkan samapai ada yang 1000 pieces yang dia produksi, sedangkan pas itu semua nggak kejual kaya hopeless aja mereka tuh kayak orang bangkrut aja gitu.
Makanya kita harus cek pasar dulu, cek ombak dengan cara seperti itu, dikit-dikit dulu aja. Kalau udah tau pasarnya baru dikencengin mana barang yang laku.
Dan juga menurut aku pertama kali bikin bisnis itu harus bener-bener terjung ke lapangan sih ke tempat paling bawah sekalipun. Harus terjun cari bahan, cari penjahit, harus tau ngukur-ngukur bahannya atau misalnya gimana marketingnya dan lain-lain. Yang aku pelajari dari bos-bos aku sebelumnya, saat mau bikin perusahaan karena mereka punya uang di mana bisa menghire orang mereka yaudah percayakan semua ke orang itu tanpa mereka tahu apa pekerjaan orang yang dia hire, misalnya sesimpel bikin baju. Kalau dia nggak tahu stepnya bikin baju, kaya mesti ke tukang jahit dulu atau milih bahan, ketika si pegawai yang dia percaya ini keluar, dia nggak bisa ngajarin ke pegawai baru gitu.
Kalau aku dan partner aku, kita mau tau sama lain kaya aku harus tau desain kayak apa dan dia harus paham bisnis kaya apa. Lalu kita di season dua sudah bisa hire orang dan bikin kantor sendiri. Step by stepnya kita harus terjun ke lapangan dulu.
Jadi, harus kerja dulu meski di tempat sekecil apapun buat belajar bisnis model, lalu harus siap terjun ke lapangan, dan terakhir nggak usah stok banyak di awal biar bisa jalan terus karena bisnis kan naik turun. (zlf/zlf)