Apa tugas TNI dalam lumbung pangan ini?
Sebenarnya sekarang pun ada MoU antara Kementerian Pertanian dengan (TNI) Angkatan Darat. Konteksnya sebenarnya itu lebih supporting. Jadi menurunkan para Babinsa untuk memberikan dorongan kepada pada petani karena culture yang harus dibangun di sektor pertanian adalah culture disiplin. Culture disiplin itu diperlukan karena tanaman itu sangat punya jadwal yang rigid. Saatnya nyemprot hama itu terlambat sedikit bahaya, saatnya memupuk terlambat akan berbahaya. Untuk itu kehadiran TNI para Babinsa khususnya untuk mendampingi para petani itu lebih kepada supporting. Dia tidak terlibat secara langsung begitu. Jadi sebenarnya tadi itu lebih memberikan motivasi lebih mendampingi mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek ini tersebar di beberapa pulau, apakah TNI dikerahkan di seluruh proyek Lumbung Pangan?
Nggak, saya pikir nggak karena TNI itu tidak spesifik dalam hal itu. Tapi lebih supporting sekali lagi lebih pendampingan. Pendampingan itu diberikan tidak hanya di wilayah Kalimantan sudah berjalan beberapa tahun yang lalu jaman saya waktu jadi KSAD juga sudah berjalan seperti itu. Tetapi pengerahan yang akan dilakukan oleh menteri pertahanan itu sebenarnya ini kan wilayah yang non-pangan ya bukan untuk tanam padi, jagung, kedelai bukan, tapi lebih kepada bagaimana tanam ubi singkong itu. Maka wilayah itu lah wilayah lebih ke arah pegunungan sehingga itupun nanti akan menggunakan total mekanisasi. Karena satu luasan area ya.
Luasan area tidak mungkin bisa diselesaikan dengan manusia. Yang kedua kebetulan memang daerahnya daerah yang minim populasinya. Untuk itu tanam singkong tanaman yang paling cocok karena begitu ditancapkan itu dia akan tumbuh itu tinggal kita kontrolnya secara periodik lebih mudah. Yang ketiga hamanya tidak begitu banyak, lain dengan hama padi itu sangat-sangat rawan itu.
Proyek Lumbung Pangan di periode sebelumnya SDM jadi masalah, apakah bakal ada insentif untuk SDM yang ikut dalam proyek ini?
Ya sekarang ini kita melibatkan tadi ya yang padi ini yang rencana 30 ribu hektar ini kita sekarang uji coba yang betul-betul tanah yang ditinggalkan masyarakat 2 ribu hektar ini akan kita uji coba. Di situ yang tadi menteri PU akan membereskan irigasi dan jalan. Berikutnya menteri pertanian menyiapkan pengelolaan lahan karena harusnya traktor-traktor itu berikutnya ada pihak swasta, pihak swasta ini yang mendampingi yang menanamnya proses tanamnya. Nah ini di dalam proses ini kita sudah melibatkan anak-anak muda SMK-SMK di Palangkaraya kita ambilin jadi pekerja, pekerja pihak swastanya ini hebat-hebat itu anak-anak muda yang masih umurnya masih belasan tahun dia bangga mengendalikan traktor itu walaupun dia berlumpur-lumpur ya tapi kita lihat semangatnya kaget juga saya melihat ke sana itu anak-anak muda itu.
Berapa banyak SMK yang diserap?
Kemarin jumlahnya masih puluhan ya tapi nanti ini kan baru awal ya. Ke depannya pasti banyak pasti melibatkan mereka pasti banyak karena traktor yang disiapkan di sana kurang lebih sekitar 300-an ya.
Apa target prioritas utama dalam proyek ini sebelum periode kedua Presiden Jokowi selesai?
Satu padi pasti akan meningkat ya pasti. Padi targetnya kita pasti meningkat dengan tajam. Yang kedua yang di luar Kalimantan Tengah pemerintah juga telah membuka lahan baru di Humbang Hasundutan Sumatera Utara. Itu lebih dititikberatkan kepada tanaman-tanaman (hortikultura) karena di situ ada bawang putih, berikutnya cocok juga untuk kentang, berikutnya untuk wortel lebih ke hortikultura. Nah ini juga menarik ya di mana daerah itu yang tadinya idle pemerintah mendengarkan suara masyarakat untuk tanah-tanah itu nantinya bisa digarap oleh masyarakat sekarang sedang berjalan prosesnya proses legalitasnya sedang berjalan dan proses di lapangan juga sudah berjalan kemarin presiden sudah ke sana sudah kelihatan bagaimana menteri pertanian sudah menyiapkan alat-alat itu yang nantinya masyarakat yang ada di sana akan dioptimalkan dalam proses produksi itu.
Masyarakat dilibatkan?
Ya pasti karena justru masyarakatnya itu nantinya menginginkan tanah itu bisa digarap.
Insentif apa yang didapat masyarakat?
Begini, seperti di Kalimantan kan di Kalimantan ini tanah ini ada tanah yang sudah bagus ini tinggal di insentifikasi, ditingkatkan produktivitasnya. Nah di situ menteri pertanian datang memperbaiki itu. Pemberian benih yang bagus, persiapan pupuk, berikutnya teknologinya diajarkan. Tahapan-tahapan budidayanya juga dipahami dengan baik oleh petani. Nah tetapi di luar itu juga ada lahan yang tadi disampaikan, ada lahan ribuan hektar yang ditinggalkan oleh para petani.
Maka skemanya seperti apa nanti antara di situ ada PU di situ ada menteri pertanian di situ ada swasta yang sedang mengelola. Nah tahap awalnya itu nanti ada pembagian hasil persentase dari hasil pertanian nanti sebagian akan diberikan kepada petani sebagian diberikan kepada swasta yang mengelola. Nanti kalau semuanya sudah tersiapkan dengan baik maka itu balik lagi diserahkan kepada petani untuk bisa menggarap itu. Karena sebenarnya tanahnya petani ya tanah petani yang sementara diberesin dulu oleh PU oleh menteri pertanian oleh swasta nah nanti petani yang ada di situ dilibatkan untuk melihat bagaimana teknologi itu dilakukan. Setelah semuanya oke 2 tahun lah kira-kira paling lama nanti petani sudah bisa menggarap sendiri.
Ini merupakan proyek besar dan jangka panjang nih, sementara masa jabatan Presiden Jokowi berakhir di 2024, apa ada strategi agar proyek ini berjalan panjang?
Itu yang selalu saya sampaikan kepada bapak presiden di sidang kabinet. Yang paling penting adalah bagaimana menjaga sustainabilitas ke depan. Bapak (Jokowi) tinggal 4 tahun lagi pak. Bagaimana kita memikirkan sustainable ke depan. Karena jangan sampai nanti selesai tinggalkan lagi selesai tinggalkan lagi. Dan ini sudah betul-betul disiapkan dengan baik ya diwaspadai dari awal oleh presiden dan seluruh menterinya kan ini juga bagian bagaimana mewujudkan RPJMN itu Rencana Pembangunan Jangka Menengah itu sehingga kemandirian pangan ke depan harus betul-betul disiapkan sejak awal. Jadi perbaikan-perbaikan irigasi tadi yang menuju pada digitalisasi yang tadinya air itu tidak terkontrol akhirnya apa, yang terjadi petani hengkang dari situ akhirnya tanahnya idle. Sekarang dibenahi betul airnya termanage dengan baik berikutnya ketersediaan alat sementara ini disiapkan sebagai upaya bagi masyarakat petani untuk berlatih di situ. Nanti apabila semuanya sudah oke 2 tahun kira-kira petani sudah bisa mandiri. Itu harapannya
(das/zlf)