Blak-blakan MES soal Jusuf Hamka Merasa Diperas Bank-Prospek Ekonomi Syariah

Blak-blakan MES soal Jusuf Hamka Merasa Diperas Bank-Prospek Ekonomi Syariah

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 28 Jul 2021 15:46 WIB

Kalau pernyataan beliau yang merasa akan diproses Rp 20 miliar itu maksudnya apa itu termasuk penalti tadi?

Iya kan tadi ada kesepakatan hitung-itungan yang belum ketemu antara dua pihak sehingga buat Pak Jusuf Hamka itu jadi kayak diperas, buat bank syariah dia bisa jadi kerugian yang dihitung yang di harus bertanggung jawabkan. Ini mah ngobrol lagi dikit selesai itu makanya menurut saya persoalannya sudah selesai. Percaya buat saya ketika Pak Yusuf Hamka minta maaf udah selesai lah gitu Ya udah minta maaf itu kan. Tinggal ngobrol sedikit dan urusan dan itu urusan hukumnya diselesaikan lah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam statement itu sudah melaporkan ke kepolisian. Dari Masyarakat Ekonomi Syariah, Mas Iggi dan teman-teman sejauh mana memediasi dua kepentingan yang berbeda untuk proses awal ini?

Penilaian dia bahwa bank syariah kejam, zalim dan seperti lintah darat. Nah itu kan sudah ditarik sama pak Jusuf Hamka jadi paling nggak apa namanya statement itu udah kita anggap nggak ada itu. Untuk terus persoalan hukumnya karena waktu beliau ngomong itu itu sudah dilaporkan ke polisi sebetulnya dia tinggal diselesaikan kami dari MES itu bersedia memediasi itu.

ADVERTISEMENT

Kan karena di MES ini orang hebat-hebat, orangnya itu Bu Pan aja sekarang bagian dari Dewan Pembina, lalu Pak Mahfud MD juga ada sebagai Ketua Dewan Penggerak. Ini berbagai macam berbagai macam apa namanya profesi berbagai macam latar belakang ada di MES nih dan untuk tadi mediasi, rekonsiliasi dan lain-lain itu, tadi tapi intinya mungkin kita tuh karena terlalu serius semua kali itu.

Permintaan maaf itu, berdasarkan apa diskusi adanya pemahaman ya bukan karena dia merasa tertekan atau ditekan?

Mana berani saya tekan maksudnya sama pak Jusuf Hamka kan ini kan karena sebelum beliau nyampein itu kebetulan saya udah pernah ketemu beliau sebelumnya di OJK gitu ya di kantor OJK kita diskusi hal lain gitu ya. Oh berarti mungkin karena udah pernah kenal jadi jalan saya nih untuk terus kemudian kontak bareng juga gitu loh.

Ya lalu diskusi kita berangkat dari diskusi aja jadi nggak ya Insya Allah nggak ada tekanan nggak karena terpaksa. Saya kan ini saya juga nggak ketemu fisik langsung. Ini kan via Zoom kayak begini dan saya nggak bawa golok kok kayak gimana gitu sambil pegang-pegang golok. Bukan MES yang begitu gitu. Jadi ngobrol santai

Terbukti juga begini hari Sabtu saya bicara mau beliau minta maaf kan gitu yang lalu kan masih bergulir bahwa "masa minta maafnya sama-sama mas Iggi gitu kan," beberapa komentar kayak gitu. 'Ada hubungan apa nih masih sama Pak Hamka,' Lalu kita diskusi lagi, 'pak kalau bapak yang minta maaf langsung gimana,'. 'Ya oke' katanya akhirnya akan dikirim tuh seperti.

Saya justru melihat sekarang nih karena kasus hukum yang masih bergulir itu potensi saling menekan itu masih ada kalau lihat pemerintahan ya makanya karena tadi itu karena apa namanya pada terlalu serius itu.

Dari kasus pak Jusuf Hamka ada konsep syariah atau pahaman belum padu antara pengelola, industri dan masyarakat umum ini menjadi PR MES untuk sosialisasi seperti apa ekonomi syariah yang benar-benar syariah itu

Saya bilang kadang terlalu serius karena pada lupa kadang pada lupa bahwa dulu zaman Rasulullah pun ada sahabat namanya Nu'aiman itu iseng luar biasa itu loh tetapi terus kemudian dihukum atau terus kemudian menjadi sesuatu yang berat tapi respon memang respon publik nya sama pada waktu itu saya saya cerita latar belakang supaya saya kira relevan.

Juga dulu itu Nu'aiman itu sudah tertangkap mabuk-mabukan lalu dihukum sama Rasulullah Kamu udah selesai obat begitu Selesai beberapa saat kemudian menurut riwayat mabuk lagi nih dicambuk lagi yang lain marah atau sudah dicambuk tapi masih melakukan hal yang sama ramai-ramai ini saat beberapa sahabat bilang itu terus Laknat Allah kepadamu Nu'aiman. Terus Rasulullah yang marah Nggak boleh begitu karena dia mencintai Allah dan rasulnya. Atas kejadian tersebut disikapi biasa tapi memang orang Nu'aiman ini jahil luar biasa

Pernah juga Nabi dan beberapa lagi ngumpul dia bawa makanan buat makan besar tuh, udah habis baru dibisikin ke Rasulullah 'Ya Rasulullah entar itu penjualnya tolong bayarin ya,' Rasulullah aja dikerjain kan gitu tapi terus kemudian orang ini bahkan menurut riwayat Rasulullah bilang Nu'aiman akan masuk surga sambil tertawa karena sering bikin ketawa Nabi.

Kalau penyikapannya itu santai ya seperti nabi bisa meng-handle Nu'aiman. Ini kan orang populer buat saya orang-orang kaya Jusuf Hamka kita dari dulu kalau orang orang seperti dia pasti populer zaman dulu ada yang bagi-bagi makanan juga sehingga ketika ngomong kayak begini keluar lah jadi respons publik seperti itu sih. Agak lebih santai aja.

Kedua, saya juga merasakan bahwa kadang lembaga keuangan syariah itu selalu dihukum dengan opini tertentu gitu ya jadi kasus yang kayak ini contoh doang kasus kaya-kaya Jusuf. Tapi ada kasus yang lain misalnya ada orang mengajukan kredit ditolak di bank syariah dibilang nih 'Nggak berpihak kepada usaha yang lemah' tapi kalau dia ke bank konvensional berani komen kayak gitu? Enggak. Komennya adalah 'bank udah dengan disiplin menerapkan seluruh prosedurnya,' karena memang nggak layak.

Tetapi kalau misal punya deposito di bank konvensional ketika kita mau break di tengah-tengah enggak ada bunga yang dibayarin malah bisa jadi kalau jumlahnya tertentu kita kena penalti. Kalau di bank syariah ketika melakukan itu bisa di-bully lagi ngomongnya nanti ambil uang sendiri aja mau dipersulit, gitu loh. Itu kan kejadian kita juga harus fair.

Satu lagi kejadian yang saya juga kadang ketawa ya. Ada kawan yang mengasih ilustrasi seperti itu, di bank syariah sehingga kok kayaknya pas banget. Kalau kita mengantri di konvensional nih bangun tanggapannya apa nih diminati produknya menarik sehingga orang tuh antri berbondong-bondong antre. Tetapi kalau ngantri di bank syariah komentarnya Apa? Itu pegawainya lambat dan nggak cekatan dan seterusnya ini kan sesuatu yang memang terjadi dan saya rasa juga harus bayar dalam beberapa kasus banyak nasabah-nasabah juga kurang ajar itu sebetulnya.

Jadi ini PR kita bersama pemahaman dua sisi itu kita perbaiki ke depan. Kalau bisa di-elaborate MES sebagai lokomotif dalam ekonomi syariah, kalau Deddy Corbuzier sudah mengerti, Anya Geraldine ikutan, Rafi Ahmad lebih mendapatkan hal menyenangkan manfaat lebih baik, lebih santai tabbayun lah yang saya harapkan.


(ara/ara)

Hide Ads