Kurang lebih sepekan Zulkifli Hasan atau akrab disapa Zulhas telah menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Sebagai Mendag, pekerjaan rumah yang harus diselesaikan saat ini cukup banyak, mulai dari permasalahan minyak goreng dan impor pangan yang masih tinggi.
Zulhas mengatakan ia menargetkan akan menyelesaikan masalah minyak goreng, terutama curah dalam waktu satu bulan ini. Strategi pertama, yakni menjamin ketersediaan minyak goreng curah di pasaran dengan harga Rp 14.000/liter.
"Target saya satu bulan Rp 14.000/ liter sampai di tempat D2 itu distributor atau disebut tempat kalau istilahnya di pom bensin-pom bensin. Itu ada puluhan ribu titik," katanya dalam Blak-blakan detikcom.
Kedua, pihaknya akan membuat minyak goreng curah yang dikemas dalam kemasan sederhana. Saat ini pengurusan izin dari BPOM sedang diurus. Setelah izin itu sudah didapat, Zulhas akan mengundang pelaku usaha untuk menyampaikan kebijakannya itu.
"Dengan kemasan sederhana itu maka dia bisa masuk di supermarket di Indomaret, Alfamart di mana bisa diterima, curah nggak bisa. Dengan dua cara itu yang bersamaan sekira 2 minggu paling target sebulan itu bisa dapat," tuturnya.
Sebagai pimpinan di Kementerian yang juga mengurus izin impor pangan, Zulhas mengatakan akan menekan impor pangan. Misalnya saja, Zulhas mencontohkan pangan cabai rawit merah dan bawang merah. Ia mengatakan tidak akan setuju jika komoditas itu impor juga.
Selengkapnya, berikut wawancara eksklusif dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Kan bagus kalau teman-teman bisa komentar itu artinya kan bagus ya.
Gini, saya ini kan nggak pernah kepikiran menjadi Menteri Perdagangan, tidak pernah rencana menjadi Menteri Perdagangan, mengharap tidak pernah. Mungkin dulu, setahun yang lalu kemungkinan katanya kita akan diberi Menteri UKM, terus atau Menteri Perhubungan karena waktu itu (Budi Karya) belum sehat, sekarang sudah sehat beliaunya. Setahun nggak ada kabar ya sudah. Kita biasa saja.
Nah terus terakhir-terakhir ramai kan, tetapi kita juga belum tahu. Barulah malam terakhir dengar-dengar kita mau diberi Menteri ATR/BPN. Nah itu sudah dibahas.
Kami tahunya Menteri ATR. Belum diberi tahu. Malam Rabu kita kumpul di sini. Kalau ATR itu nanti kalau HGU habis kita minta persetujuan untuk Kepres atau Perpres yang besar-besar harus ada 30-40% untuk rakyat, terus sertifikasi harus dipercepat.
Kemudian hari Rabunya jam setengah 12, ternyata Perdagangan. Jadi memang saya belum pernah ke pasar, memang saya belum pernah. Memang adanya begitu. Lihat di sana ibu-ibunya teriak semua komplain, pedagang komplain, pembeli komplain dan pedang juga komplain. jadi saya juga shock juga, kaget juga.
Kan setahun yang lalu isunya, makanya kita ngomong reshuffle akhirnya kita pokoknya kerja bantu pemerintah. Sudah. Kan kami nggak dapat juga nggak apa-apa juga waktu itu.
Takdir, justru waktu saya jadi Ketua MPR itu kan bukan hak saya haknya demokrat. Pak SBY memberikan kepada saya. Karena kita sudah hitung-hitung kalah 110 suara, eh menang juga tuju belas. Ya sudah takdir ya.
Ya yang berpendapat gitu boleh aja. Tetapi kan kalau, tentu kan politik itu seni ya. Nggak bisa cuma orang marah-marah ya tentu perlu, perlu endurance, perlu lobi, perlu meyakinkan pihak lain banyak hal yang kita kerjakan.
Kita akan bicara banyak soal politik nanti. Saya mau fokus dulu karena kerja Pak Menteri ini nggak main-main ini. Di bagian perdagangan ini semua mata menyorot ada kasus yang ada yang tengah berjalan di Kejaksaan Agung. Cukup serius, yang melibatkan hajat hidup orang banyak terutama orang Indonesia suka sekali gorengan. Minyak goreng ini mau dibilang kita nggak perlu minyak goreng tapi faktanya kita setiap hari makan gorengan.
Menarik juga yang bang Zulhas katakan, apa namanya nggak ada tuh mafia minyak goreng di Kementerian Perdagangan. Faktanya ada ada proses hukum berjalan di Kejaksaan Agung.
Ya yang nakal di mana-mana. Ada yang culas di mana-mana ada. Tetapi kalau dikatakan mafia itu bayangan saya itu kayak film Godfather itu ya kayaknya bunuh-bunuhan, sana sini itu nggak ada menurut saya. Tetapi ada yang culas, di mana-mana ada.
Apalagi ini ada prospek keuntungan besar. Baik di pihak masyarakat, pengusaha, maupun pemerintahan. Saya kita itu tugas kita untuk kita perbaiki.
Tapi kan kalau dilihat ceritanya tuh kan lumayan juga bagaimana kemudian perusahaan-perusahaan mengatur dalam tanda kutip keuntungan mereka melalui jalur pemerintahan. Itu nggak bisa dikatakan mafia juga menurut bapak?
Saya masih mengatakan ya ada yang bermain, ada yang nakal, ada yang serakah, ada yang culas, itu saja. Karena kalau bayangan saya itu. Kita juga syukuri jangan terlalu juga kita menghukum apa-apa itu bisa tuh paling jelek di dunia.
Kita ini lumayan memang 24 tahun kita reformasi ini kan banyak juga yang bagus, bahwa ada yang kurang iya. Nggak semua juga jelek, ya proporsional lah begitu. Jadi pengusaha juga ada yang bagus yang jelek ada juga. Politisi juga begitu.
Nah ini, terkait minyak goreng ada dispute yang lagi lagi ada di dalam pemerintah soal minyak goreng curah yang katanya masih diperlukan oleh masyarakat terutama masyarakat yang tingkat ekonominya masih rendah dan kemudian ada di pelosok sana itu minyak goreng curah relatif lebih cocok buat mereka. Tetapi ada sebagian lagi mengatakan nggak boleh nggak surat supaya tertib kita goreng kemasan. Posisinya Pak Menteri Perdagangan terkait itu bagaimana?
Gini saya panjang sedikit, ini kan berkah ya. Mestinya itu pengusaha senang, rakyatnya senang, petani senang pemerintah senang. Semua biar sedang intinya, lah ini menjadi bencana. Itu yang saya nggak habis pikir. Tentu paling bertanggung jawab Kementerian Perdagangan walaupun sisinya ada Kementerian Perindustrian, ada Kemenko dan lain-lain.
Saya katakan kepada teman-teman Perdagangan, 'Saya duduk di sini karena kesalahan kalian.' 'Menko bidang Maritim ngurusi minyak goreng, itu kalian harus tanggung jawab. Bayangin itu dampak tangki penuh, sesak nggak dapat apa-apa.
Katanya ekspor belum dibuka ya?
Ada tapi tidak sesuai apa yang kita harapkan. Kemudian karena tangki penuh nggak produksi, harga tandan sawit itu kan tadi murah. Orang-orang lain, Rp 4.000 sampai Rp 5.000/kg di negeri seberang. kita Rp 1.000 sampai Rp 1.500, terus kita susah minyaknya mahal, masyarakat nggak dapat minyak teriak, pengusaha teriak, pemerintah nggak dapat pajak teriak, langganan luar negeri teriak nggak dapat minyak. Jadi, boomerang dan ini kalau diteruskan tidak ada langkah langkah yang konsisten dan cepat, kan berbahaya sekali. Bisa ngamuk masyarakat, bisa ngamuk ibu-ibu
Oleh sebab itu, saya diberikan tugas khusus oleh bapak Presiden walaupun banyak meragukan. Tetapi saya meyakini dengan background yang saya punya.
Apa background yang bapak punya soal minyak goreng ini?
Saya sebelumnya juga kan terlatih di perdagangan ini, distribusi, pernah di industri, saya juga pernah distribusi produk. Saya sudah puluhan tahun menggeluti bidang inilah.
Oleh karena itu kita gerak cepat yang rumuskan bersama saya yakin bisa kita jalankan saya memang minta masyarakat dan lapor pak Presiden dalam waktu satu bulan. Tetapi saya yakin dua minggu ini selesai ini.
Yakin? Kalau gitu kita tagih lagi dua minggu ke depan?
Yakin saya. Boleh.
Apa yang selesai di 2 minggu ini?
Target saya satu bulan Rp 14.000/ liter sampai di tempat D2 itu distributor atau disebut tempat kalau istilahnya di pom bensin-pom bensin. Itu ada puluhan ribu titik. Nanti kita akan mulai mungkin Jumat saya akan umumkan kepada media layanan masyarakat, di mana teman-teman, Bapak Ibu masyarakat di mana minyak Rp 14.000/liter di tempatnya.
Kita sudah langsung bentuk task force, crisis center 24 jam. Kalau tidak harganya Rp 14.000/liter berapa, kalau barangnya tidak ada lapor. Telepon segera agar kita bisa ditanggulangi segera.
Barangnya ada ini?
Ada, karena nggak ada pilihan. Siapa yang mau main-main lagi, pengusaha mau main-main, tangki penuh dia akan mati sendiri. Jadi memang ini saling memerlukan. Jadi di Simirah distribusi curah berjalan. Ada juga di Si Guring dan BUMN Pangan (Warung Pangan). Jadi ini akan jalan, dan konsisten. Kemarin itu DMO tetapi biofuel itu dihitung juga itu beda.
Bersamaan dengan itu, saya hari Kamis sore malam akan rapat, sekarang lagi gerak cepat teman-teman di Kemendag untuk mengurus perizinan kemasan sederhana. Karena ada izinya, kemasannya, izinnya, bentuknya, macam-macam di BPOM, untuk edar. Mudah-mudahan beberapa hari selesai, saya nanti akan undang pelaku usaha agar selain curah ini kita akan memakai kemasan sederhana yang yang dia seperti kita lihat di supermarket. Dengan kemasan sederhana itu maka dia bisa masuk di supermarket di Indomaret, Alfamart di mana bisa diterima, curah nggak bisa.
Dengan dua cara itu yang bersamaan sekira 2 minggu paling target sebulan itu bisa dapat.
Demikian mudah cerita ini.
Tidak mudah.
Apa artinya begini, demikian simple cerita pak Menteri itu yang kemarin- kemarin sulit sekali. Masalahnya di mana?
Mungkin belum bahasa gaulnya ngeuh aja, atau mungkin kurang apa ya. Gini gini, saya nggak tau takdir kali ya, dulu Ibu Mari bagus berhasil meningkatkan kerjasama luar negeri, diganti pak Gita sama hebatnya pak Lembong sama hebatnya, pak Lutfi sama hebatnya, cuma pas saya diganti, saya biasa becek mungkin sudah biasa ke pedagang-pedagang, sudah biasa ke pasar, bias menginjak sawah. Mungkin saya akan menekuni, sehingga yang sudah maju itu dalam negeri seimbang dalam negeri dan luar negeri ekspor itu bisa bekerja dengan baik. saya yakin kalau kita tekuni secara konsisten saya yakin selesai.
Nggak usah dua minggulah, satu bulan selesai. Kalau nggak jadi burden buat pak menteri karena sudah janji.
Ini semua orang bilang ini kursi panas. Demi penugasan dari bapak presiden yang tidak pernah saya cita citakan untuk masyarakat saya harus siap tidak ada kata tidak siap.
Kementerian Perdagangan itu kerap menjadi sorotan karena mereka yang kemudian sering menjadi sasaran suudzon, suudzon karena belum ada bukti bukti yang konkrit. Kecuali seperti yang saya katakan Kejaksaan Agung proses sedang berjalan. Kuota itu, tentukan di sana, impor itu kadang kadang datangnya di sana. 'Wah itu Kementerian Perdagangan tempat basah, enak banget tuh,' bagaimana kemudian pak menteri bisa menyesuaikan fungsinya sehingga itu terjadi lagi?
Saya biasa kerja itu totalitas, jadi Hari Rabu saya dilantik. Setelah saya serah terima, suasana di Kementerian Perdagangan itu lesu, orang takut semua, waktu saya undang rapat banyak yang telat-telat, jadi memang suasana mencekam, saya lihat itu kalau gitu nggak bisa kerja.
Oleh karena itu saya bertamu ke Kejaksaan Agung kita sampaikan 'Pak dapat tugas dari Presiden ini-ini, kalau cepat bisa turunkan, saya mohon dukungannya kalau yang bandel tolong sikat pak, tetapi saya mau kerja agar orang ini tenang'. Oleh karena itu saya di payung kerjasama saya sudah minta stafsus kejaksaan Agung yang sudah bisa memeriksa, dan nanti kita akan mengharapkan pakta integritas. Jadi, kalau proses yang saya tandatangani, mulai dari fungsional harus teken, eselon 2-3 teken, eselon 1 teken, sekjen teken. Atasan kita adalah peraturan undang berlaku. semua akan bikin pakta integritas itu, kami dengan KPK sudah dengan Kejaksaan Agung kita akan laksanakan.
Jangan kemudian, impor, pak presiden kenapa kamu impor, alatnya lebih reliable, barang komoditas barangnya ada di Indonesia tetap impor, dengan alasan untuk menjaga stabilitas harga, ujun-ujungnya kan suudzon kemudian menguntungkan pihak pihak tertentu?
Makanya setelah itu saya langsung bertemu. Menteri Pertanian itu kan protesnya keras, saya sepakat. Contoh saya mengatakan bawang merah mahal cabai rawit mahal, saya mengatakan boleh sekali kali petani dapat bonus. Masa kalau mahal harus impor berapa banyak di Tegal, Brebes. Saya nggak setuju, itu sudah musim.
Atau mungkin terbalik, Kementan menyatakan ready, lalu Kementerian Perdagangan bilang nggak ada barang makanya mereka mengeluarkan kuota impor untuk melakukan impor. kita bicara urusannya bulog, tiga lembaga perjalanan proses pemerintahan dari rezim ke rezim selalu dispute di antar ketiganya, apa yang akan dilakukan, karena kan ketiganya memegang data yang berbeda?
Data boleh beda, tetapi kita ada rasa, kalau saya ada rasa. misalnya bawang merah, kita bisa kita menanam kalau mahal memang kenapa? orang kita dapat bonus sedikit. kalau itu diminta impor saya nggak akan mau.
Ini kami catat loh bang, nanti pada akhirnya impor juga.
Iya dong, kan direkam. Ada jejak digital. Terus misalnya saya di Kemendag ada Dirjen perlindungan konsumen, 'itu bagaimana ceritanya jeruk kering, segala macam bisa masuk gimana ceritanya siapa yang kasih izin? (nada keras). 'kita'. Lah kalian kan dirjen perlindungan konsumen terus apa yang dilakukan.
Tadi saya juga rapat, mereka takut semua ada beberapa komponen untuk industri lokal telat nggak disetujui. Saya bilang jangan main-main. Kalian ini dibayar pajak rakyat, kalau orang itu harus produksi, Januari bahan baku harus ada, ini sudah Juni nggak ada. Enam bulan dia bayar listrik, bayar pegawai, bayangin menderitanya. Jadi jangan karena kita takut orang menderita berkepanjangan, kalau mereka pabriknya tutup, berapa banyak orang nggak kerja jadi ada semangat itu.
Ada kesepakatan antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan atas pertemuan kemarin?
Ada, sepakat memang kebetulan hubungan saya 20 kami berteman.
Kalau lihat fatsun politiknya Nasdem sama PAN nggak punya isu lah.
Kami kenal lama, bahkan putrinya titip saya dahulukan di DPR dulu. Jadi dekat kita bisa telpon cepat bs menanggulangi untuk merah putih yang lebih besar
Bulog gimana?
Bulog memang belum, nanti pada saatnya saya kan ketemu juga.
Kembali komoditas pangan yang tinggi harganya, cabai rawit merah Rp 130.000/kg orang Indonesia selain suka gorengan suka pedas juga, ada upaya taktis itu dalam waktu dekat yang akan dilakukan?
Ini kan domainnya Kementan, tetapi itu pak Syahrul sudah bagus ya. Itu kan musiman, jadi kalau musim tertentu produksinya turun, tetapi sekarang menerapkan nggak tergantung musim jadi istilahnya pakai tutup jadi cuaca diatur, jadi mulai dikembangkan di Vietnam di Thailand begitu nggak bergantung lagi pada cuaca cabai merah bawang merah mudah-mudahan.
Lain lagi bawang putih, gandum kita nggak bisa tumbuh. kedelai itu sulit sekali, kedelai beberapa tempat di Jember, kedelai sekali tanam nggak bisa, mesti pindah lagi. Jadi memang tidak mudah seperti kedelai bawang putih, gandum kita memang nggak bisa.
Kita juga dihadapkan perang yang berlarut antara perang Ukraina dan Rusia, yang juga berdampak banyak faktor, perekonomian Eropa sudah mulai kondisi hampir krisis, ancaman inflasi tinggi selanjutnya, ancaman stok pangan ayam dan lain sebagainya.
Saat ini sedang menyelamatkan masing-masing, kemarin kami sidang kabinet 60 negara terancam field
Itu apa yang bisa kita lakukan, kita kan kalau kita bilang self affection juga tidak. Kita masih tergantung produk luar terutama gandung, kita tidak bisa makan roti kalau nggak ada gandum, kita juga tidak bisa makan tempe tahu oncom kalau nggak ada kedelai. apa langkah antisipasi yang bisa kita lakukan?
Sebetulnya tanah luas subur, ini jangka pendek. hitungan bulan nanam porang 6 bulan panen, ketela 3- 6 bulan panen, pisang 6 bulan panen. Sebetulnya kita ini cepat asal mau, nanam apa aja, singkong, apa lagi. Kita ke Amerika Latin rotinya itu dari bahan gandum, tetapi dari singkong,semua kalau kita ke sana dari singkong kita harus diversifikasi ini juga peluang karena harga bagus.
Yang kedua, kita harus sampaikan ke sejujurnya ke masyarakat memang harga naik tetapi sedikit, pemerintah all out habis-habisan, usia maksimal kemampuan pemerintah Rp 500 triliun lebih, kalau kita ke Singapura ke Thailand beli beras Rp 20 ribu lebih, di sini Rp 10.000-11,000. Kalau kita keluar naik motor kita akan bayar Rp 12.000 di sini bensin Rp 7.000, gas Rp 7.0000, di luar 12.0000. Subsidi Rp 500 triliun per tahun, tetapi pemerintah itu. Oleh sebab itu naik tetapi sedikit.
Ini yang kita minta dimengerti, dijelaskan. Saya percaya masyarakat kita memahami kalau tidak bisa jebol keuangan pemerintah, yang dagang nggak bisa survive, tentu kana merugikan semua
Untuk antisipasi ada nggak upaya-upaya, misalnya kita beli duluan deh impor duluan dalam waktu dekat supaya ada ketersediaan stok tidak perlu gonjang ganjing duluan?
Memang itu akan kita kaji tetapi saya seminggu dua minggu satu fokus minyak Rp 14.000 di tempat yang sudah ditetapkan. itu dulu.
Dulu waktu jadi menteri, karena dulu beras kita beli pengiriman tidak sesuai jadwal. Jadi beli duluan setahun karena makan nggak ada, dibeli nanti ngirimnya diatur.