Blak-blakan Masa Depan Proyek Kereta Pertama di Sulawesi

ADVERTISEMENT

Wawancara Khusus Kepala Balai Pengelola KA Sulsel

Blak-blakan Masa Depan Proyek Kereta Pertama di Sulawesi

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 20 Des 2022 16:19 WIB
Kepala BPKA Sulsel Andi Amanna Gappa
Foto: Taufik Hasyim
Jakarta -

Proyek Kereta Api Makassar-Parepare menjadi tonggak sejarah di industri perkeretaapian, khususnya di Indonesia Timur. Bagaimana tidak, proyek kereta ini menjadi yang pertama di Sulawesi, dengan panjang jalur capai 145 km.

Nantinya, jalur kereta sepanjang 145 km ini akan terhubung dari Makassar hingga Parepare, Sulawesi Selatan. Pembangunan ini merupakan salah satu proyek prioritas strategis Rencana Pembangunan Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yang ditargetkan rampung di 2026.

Kepala Balai Pengelola Kereta Api (KA) Sulawesi Selatan, Andi Amanna Gappa, berbagi cerita kepada detikcom soal pembangunan proyek bersejarah ini. Kini, jalur tersebut sudah dioperasikan sepanjang 80 km dan melayani pemberhentian di 9 stasiun.

"Alhamdulillah setelah kemarin juga di-launching oleh Pak Menteri, kita sudah memperpanjang layanan yang semula 66 km melalui 7 stasiun, sekarang kita sudah 80 km melayani 9 stasiun. Dan okupansinya pun trennya sudah meningkat cukup tajam. Di hari biasa rata-rata 90%, di hari weekend itu sudah 100% lebih," katanya kepada detikcom, dalam program Blak-blakan yang tayang Selasa (20/12/2022).

Gappa menjelaskan, 80 km ini dari Stasiun Maros ke Garongkong dan melewati 3 kabupaten antara lain Maros, Pangkep, dan Barru. Ia juga menyampaikan, pengoperasiannya ini masih dalam bentuk uji coba terbatas, dalam satu trip perjalanan pulang-pergi (PP).

Gappa juga mengatakan, pihaknya harus melewati berbagai lika-liku dan perjuangan dalam mewujudkan pembangunan ekosistem KA pertama di Pulau Sulawesi itu. Ia juga menceritakan tentang rencana dari kelanjutan pembangunan KA Makassar-Parepare.

Simak selengkapnya wawancara khusus Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan dengan detikcom, yang dilakukan sembari menjajal KA Makassar-Parepare.

Ini merupakan tonggak sejarah perkeretaapian khususnya di Indonesia Timur. Bagaimana sejauh ini Pak Gappa?

Alhamdulillah setelah kemarin juga di-launching oleh Pak Menteri, kita sudah memperpanjang layanan yang semula 66 km melalui 7 stasiun, sekarang kita sudah 80 km melayani 9 stasiun. Dan okupansinya pun trennya sudah meningkat cukup tajam. Di hari biasa rata-rata 90%, di hari weekend itu sudah 100% lebih.

Dalam 1 trip perjalanan?

Dalam satu trip perjalanan, pulang pergi.

Dan ini sampai sekarang karena masih dilakukan uji coba, baru dilakukan satu kali perjalanan saja?

Betul. Dari Maros ke Garongkong 80 km.

Ini sudah bergerak melewati Maros ke Garongkong, Itu melewati berapa kabupaten?

3 kabupaten. Maros-Pangkep-Barru.

Setelah itu akan diteruskan ke?

Ke Makassar dan Parepare.

Jadi Makassar ke Parepare akan ada jalur kereta sepanjang?

Kurang lebih 142 km.

Itu akan terjadi kapan?

Berdasarkan RPJM kita itu kurang lebih 2024. Tapi kemungkinan akan selesai paling tidak di 2026 lah.

Tujuan dari Dirjen kereta api menghadirkan layanan kereta api di sini apa sih sebenarnya?

Saya kira yang mendasar ini adalah bukti konkret ya, bukti konkret kehadiran pemerintah pusat di daerah. Makanya ada share pembangunan di daerah. Terus yang kedua ini juga didorong untuk perencanaan angkutan logistik, bukan hanya penumpang. Jadi, bagaimana angkutan logistik itu terlayani di Indonesia Timur yang selama ini mungkin hanya dinikmati di daerah Jawa dan Sumatera.

Kalau di sini setahu saya yang dekat-dekat semen ya., sejauh ini ada Tonasa sama Bosowa (pabrik semen). Itu kan butuh end to end ya, jadi bukan cuma angkutnya saja. Itu perencanaannya bagaimana?

Saat ini memang yang sudah dan sedang dalam proses pembangunan, kami membangun trek masuk ke dalam Pabrik Tonasa. Sehingga nanti diharapkan angkutan logistik dari dan ke Tonasa itu bisa diangkut menggunakan kereta api. Kemudian secara bersamaan itu juga sedang didiskusikan untuk layanan masuk ke dalam pabrik Bosowa. Jadi dua industri besar yang ada di Sulsel ini bisa kita dorong menggunakan angkutan kereta api.

Dan di Garongkong angkutannya terpadu ya, selain kereta api juga ada port?

Ya, di Garongkong itu sudah berdekatan dengan port. Nanti di sisi laut akan kita dorong ada KSP (Kerja Sama Pemanfaatan) antara Dirjen Perhubungan Laut dan Pelindo.

Jadi nanti diangkut lewat kereta untuk darat. Untuk bergerak dari lautnya atau ke laut akan menggunakan port ya. Sejauh ini baru single track (jalur kereta)?

Sementara ini memang kita baru membangun single track. Nanti secara bertahap, ketika okupansinya atau demand nya sudah semakin tinggi, tentu akan kita tingkatkan kapasitasnya.

Ini kita ada di kereta sebetulnya bukan yang jadi prototipe kereta penumpang ya? Ini kereta inspeksi? Nanti ada kereta buat penumpang sendiri. Udah ada gambaran berapa biaya yang akan dikenakan?

Jadi begini, saat ini memang sesuai arahan Bapak Menteri untuk dilakukan pengoperasian terbatas. Ini penting menjadi bagian dari sosialisasi kepada masyarakat, sekaligus membuka ya. Karena sepanjang jalur kereta api (KA) ini kan banyak kegiatan sosial masyarakat. Supaya diketahui bahwa KA sudah beroperasi itu yg pertama.

Terus yang kedua, dengan dioperasikannya KA ini menggunakan kereta inspeksi yang dimodifikasi, kita mendukung adanya layanan pariwisata. Sambil menunggu proses penyediaan sarana yang baru, yang diharapkan bisa didatangkan di tahun 2023. Maka nanti layanan bisa ditingkatkan kapasitasnya.

Kemudian bicara tentang pembiayaan, pembiayaan ini sudah tercover di dalam skema perintis. Skema perintis selama 3 tahun, yang pertahunnya itu sekitar Rp 23 miliar.

Akan disubsidi berarti?

Sudah, sudah subsidi perintis. Karena ini kan jalur baru, ini akan dilakukan selama 3 tahun, termasuk penyediaan sarananya.

Dan yang menarik, kalau kita ikuti dari stasiun ke stasiun, itu bukan hanya titik di mana kita naik atau turun dalam melakukan perjalanan. Di stasiun-stasiun, ada objek wisata yang menarik dikunjungi.

Jadi mungkin bisa kami informasikan juga, kami sudah mengidentifikasi potensi-potensi wisata di sepanjang jalur KA. Utamanya tentu saja yang berdekatan dengan stasiun. Salah satu wisata unggulan yang bisa kita lihat itu adalah Geopark Rammang-Rammang, ini yang sudah saat ini didorong masuk ke dalam UNESCO.

Ini tidak sengaja atau gimana?

Jadi ini bisa dibilang ya bersamaan lah. Memang kebetulan di situ sudah ada wisata, kemudian jalurnya mungkin dulu secara perencanaan sudah didesain. Tidak hanya mengeksploitasi untuk kebutuhan logistik, tapi pariwisata yang ada di sepanjang jalur KA.

Bisa diceritakan yang menjadi tantangan dalam pembangunannya?

Kalau terkait dengan masalah proses pembangunan memang banyak lika-liku nya. Satu tahun yang lalu ketika saya masuk ke Makassar ini, Sulawesi, itu kondisinya belum ada yang tersambung seperti sekarang.

Waktu bapak masuk ke sini track sudah sampai mana?

Track itu parsial, belum nyambung secara utuh. Karena masih ada penolakan dari masyarakat terkait dengan nilai appraisal tanahnya. Kemudian kami melakukan berbagai upaya, disamping kita melakukan sosialisasi dan edukasi ya kami juga mau tidak mau melakukan upaya hukum.

Supaya kenapa? Ini kepentingannya adalah kepentingan umum, jadi perlu men-deliver informasi ini sehingga masyarakat memahami betul kepentingan yang lebih besar daripada kepentingan pribadi. Dan ini butuh waktu, walaupun di lapangan pada praktiknya perlu ada upaya-upaya hukum yang kami lakukan.

Jadi parsial itu terpotong-potong ya, yang sudah ada dan cukup panjang itu apa?

Yang sudah terbangun waktu itu adalah mulai dari stasiun Tanete Rilau, ke arah Barru, terus ke arah Parangloe. Yang ke arah Garongkong belum selesai, yang ke arah Maros dan sisanya itu pun belum selesai.

Setelah anda masuk dan melakukan beberapa upaya persuasi, akhirnya nyambung?

Alhamdulillah ini juga berkat dukungan dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang ada di Sulsel dan dukungan dari Pak Menteri. Karena kalau Pak Menteri tidak memberikan kebijakan yang tegas dalam pelaksanaan kegiatan ini, mungkin kita nggak akan menikmati kereta yang kita coba.

Ini kan kereta diesel, akankah nantinya menggunakan KA berbahan bakar energi terbarukan?

Peluang itu dimungkinkan, bentuk-bentuknya kan bisa saja apakah menggunakan baterai, atau mungkin keretanya seperti kereta KRL. Nah ini kita dihitung biaya investasinya, mana di antara kondisi tersebut yang paling visible untuk dilaksanakan.

Kenapa Makassar belakangan? Ada kendala apa di Makassar?

Sebetulnya bukan belakangan, dulu kalau bicara historis nya pada 2014, tanah yang paling siap untuk dibangun itu dimulai dari kabupaten Barru. Makanya pada waktu itu, gubernurnya masih zamannya Pak Syahrul. Beliau memberikan dukungan untuk dimulai dari kab Barru.

Tapi akan nyambung ke Makassar kan?

Ya kita sesuai dengan RPJM ini, proyeksinya adalah pembangunan Makassar-Parepare. Jadi segmentasinya harus selesai di sisi Makassar dan Parepare

Tapi paling tidak selain Makassar, nanti ke bandara bisa nyambung ya?

Nanti akan ada rencana pembangunan ke arah Kota Makassar, kemudian membangun ke arah bandara.

Berapa lama itu kira-kira (proyek)? Untuk ke bandara paling tidak.

Ya ini kita butuh kebijakan di level pimpinan karena saat ini yang segmen 3 yang ke arah Maros-Pangkep sudah kita operasikan. Next step selanjutnya adalah kita mulai menganggarkan untuk kegiatan ke Makassar dan ke bandara dengan catatan proses pengadaan tanahnya sudah clear.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT