Rencana Besar Amankan Pasokan Domestik dan Taklukkan Pasar Global

Eksklusif Dirut Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi

Rencana Besar Amankan Pasokan Domestik dan Taklukkan Pasar Global

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 14 Apr 2023 14:16 WIB
Dirut PKT Rahmad Pribadi
Foto: detikcom
Jakarta -

Pupuk merupakan komoditas penting untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Namun, pasokan pupuk belakangan menghadapi tantangan karena adanya pandemi COVID-19 dan perang Rusia-Ukraina.

Pandemi dan perang memberikan dampak langsung ke pasokan pupuk. Hal itu terjadi karena banyak pabrik dan pelabuhan tutup.

Kepada Tim Blak-blakan detikcom, Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) Rahmad Pribadi bicara mengenai kondisi pasokan pupuk terkini. Dia juga bicara panjang lebar mengenai upaya perusahaan mengamankan pasokan pupuk di Tanah Air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, Rahmad juga bicara mengenai isu kelangkaan pupuk yang sering kali muncul di kalangan petani.

Di sisi lain, Rahmad juga mengungkap rahasia kinerja moncer perusahaan di tengah pandemi dan perang. Sebagaimana diketahui, Pupuk Kaltim mencatat laba bersih Rp 14,5 triliun di tahun 2022.

ADVERTISEMENT

Berikut petikan wawancara lengkap Tim Blak-blakan detikcom dengan Rahmad Pribadi:

Apakah perang Ukraina dan Rusia mempengaruhi pasokan pupuk?

Jadi memang problematika terhadap global supply chain, hampir seluruh komoditi sebetulnya, tapi pupuk termasuk di dalamnya itu dimulai sejak COVID di bulan Maret 2020 itu mulai terjadi kesulitan karena banyak pabrik yang tutup atau pelabuhan yang tutup.

Kemudian di tahun 2022 ada perang Ukraina yang berdampak pada langsung dua hal, satu harga gas, yang kedua jalur distribusi dari penghasil pupuk yang terbesar yaitu Belarusia ke port yang di atas, karena melewati satu negara ditutup, sehingga ada disrupsi di situ. Disrupsi itu mengakibatkan volatilitas harga yang cukup signifikan.

Di periode 2022 setelah terjadi perang Ukraina, naiknya cukup tajam, terutama untuk yang pupuk nitrogen base seperti urea, amonium nitrat dan seterusnya, itu naik cukup tajam. Tapi yang cukup mengejutkan sebetulnya, kita belakangan baru sadar bahwa ternyata dampak pandemi COVID pada harga pupuk itu jauh lebih signifikan dibandingkan perang, karena perang cukup regional, pandemi itu global. Jadi sekarang begitu pandemi itu selesai, harga itu turun.

Memang kalau ngomong kecepatan naik harga, perang Ukraina itu naiknya cepat, tapi kalau diakumulasikan mulai bulan Maret 2020 hingga sekarang, barangkali kenaikan akibat pandemi COVID jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan karena perang Ukraina dengan Rusia. Sekarang selama 3 bulan ini sudah mulai turun.

Apakah kemudian dengan begitu kita bisa mengatakan bahwa pasokan aman, petani nggak perlu khawatir?

Saya rasa pasokan aman, meskipun perang Ukraina-Rusia komoditas fertilizer itu dikecualikan. Jadi tidak kena sanksi, jadi tetap barang-barang dari Rusia boleh keluar, hanya tadi yang saya cerita Belarusia dan Rusia itu penghasil potas kalau dikombinasi berdua itu 40-an persen from global supply. Jadi untuk potas sempat terjadi shortage, tapi sekarang sudah balik normal.

Bisa diceritakan sedikit soal Pupuk Kaltim, konon kabarnya Pupuk Kaltim memberikan kontribusi paling besar dari ketersediaan pupuk di Indonesia? Dan juga perlu dikonfirmasi untungnya paling gede?

Alhamdulillah memang Pupuk Kaltim keuntungannya mendominasi lah kontribusinya cukup signifikan di grup Pupuk Indonesia. Jadi di Indonesia itu ada 5 pabrik pupuk, mulai dari yang ada di Aceh hingga kami yang ada di Kalimantan Timur, itu semua tergabung dalam holding company yang namanya Pupuk Indonesia.

Pupuk Kaltim fokus pada produksi amonia dan urea. Ada teman-teman lain yang berfokus jenis pupuk yang lain. Kalau bicara kapasitas produksi urea kita yang paling besar, dan kapasitas yang paling besar ini bukan hanya berbicara di antara grup tapi kapasitas yang terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.

Kalau untuk amonia kita terbesar di Asia Tenggara, di Asia Pasifik kita nomor 3 terbesar. Untuk urea kita terbesar di Asia Tenggara, nomor 6 di Asia Pasifik. Memang kontribusi kita pada fertilizer di Indonesia cukup signifikan dan itu tentu ter-translet pada kontribusi kita pada grup Pupuk Indonesia, juga kita punya kontribusi cukup signifikan tapi yang cukup membanggakan menurut saya sebagai orang Indonesia kita punya pabrik berskala internasional, ada di Bontang, yang mungkin orang melihatnya kota kecil, tapi ini perusahaan berskala internasional.

Dan, posisi pada global supply chain atau regional supply chain itu cukup signifikan, kalau Pupuk Kaltim ini bergoyang yang terdampak tidak hanya Indonesia, Filipina terdampak, India terdampak, Australia terdampak karena posisi kita cukup signifikan di region Asia Pasifik. Itu sesuai kalau Pak Jokowi kan gimana Indonesia menjadi bagian yang sangat penting pada global supply chain dalam berbagai macam komoditi. Di pupuk saya sampaikan kita sudah pada posisi ini.

Kalau istilahnya TKDN berapa persen masih diimpor sama Pupuk Kaltim?

Pupuk Kaltim impor kecil sekali, karena bahan baku terbesar kita itu adalah gas alam, gas alamnya dari sekitar Bontang, sekitar Kalimantan Timur. Jadi kecil sekali impor karena fokus kita pada urea, yang diimpor itu biasanya untuk membikin NPK. Kita punya pabrik NPK kapasitasnya 350 ribu ton, kalau bicara angka-angka kapasitas, NPK kita itu bisa masuk golongan kecillah kapasitasnya.

NPK itu untuk?

NPK itu pupuk majemuk, pupuk kan butuh 3 jenis makanan, N, P, dan K. Nitrogen, fosfat sama kalium. Nah itu pupuk yang sudah siap komposisinya untuk komoditas tertentu.

Itu yang pupuk sapu jagat?

Kalau NPK itu begini kita bisa bikinin sesuai dengan mau dipakai untuk apa.

Itu porsinya nggak besar?

Nggak besar, yang besar urea dan amonia karena memang fokus kita di situ.

Porsi impornya sedikit berarti produksi menggunakan TKDN, produk dalam negeri besar dan itu ekspor? Berapa persen yang diekspor?

Yang kita ekspor itu 50%, cukup besar, jadi kita menghasilkan devisa cukup besar, dan keberadaan di Asia Pasifik cukup signifikan. Kita di tahun 2022, top destination ekspor kita Australia. Sebelumnya belum, tapi di tahun 2022 Australia menduduki peringkat pertama, karena di tahun 2022 kita dapat sertifikasi dari pemerintah Australia semacam bio security certification, jadi barang-barang yang diproduksi oleh Pupuk Kaltim, dan diekspor melalui port-nya Pupuk Kaltim itu sampai Australia tidak perlu di karantina lagi.

Jadi naiknya cukup signifikan, dan Australia ini cukup strategis buat Indonesia karena Indonesia juga banyak mengimpor banyak sekali agrikultur komoditi, secara tidak langsung menyeimbangkan.

Kita impor banyak daging, mereka kita kasih pupuk?

Dan tanpa pupuk mereka nggak bisa produksi gandum dan seterusnya jadi trade balance-nya imbang, tapi kita juga di satu sisi mendukung sektor agrikultur dia, jadi dia bisa menopang kebutuhan pangan di Indonesia.

Performance dari sisi finansial bagaimana?

Tahun 2022 kita bisa membukukan keuntungan bersih setelah pajak itu Rp 14,5 triliun. Itu lebih dari dua kali lipat kalau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Itu karena apa?

Jadi sebenarnya ada dua faktor utama, satu adalah tentu harga komoditas yang meningkat. Kedua adalah efisiensi. Biaya produksi kita selama pandemi itu lebih murah dibandingkan sebelum pandemi. Jadi kita mengerem sekali, ternyata banyak room improvement yang baru terbuka setelah pandemi. Kita ditantang supaya bisa berpikir out of the box, kreatif, termasuk digitalisasi. Digitalisasi di Pupuk Kaltim ini cukup masif. Kita sama pemerintah karena level of digitalization itu dinobatkan sebagai national lighthouse untuk industri 4.0.

Itu artinya apa?

Jadi mercusuar atau acuan bagi industri di Indonesia yang ingin menerapkan industri 4.0.

Apa yang digitalisasi di pupuk?

Dari semua aspek sebetulnya, tapi aspek produksi menjadi hal yang sangat signifikan. Pabrik pupuk itu sebuah proses yang sangat technology intensive dan capital intensive. Jadi teknologinya cukup maju, pabrik kita ini bisa kita operasikan dari panel untuk mengendalikan segitu banyak dan itu termonitor melalui command center kita. Jadi kita bisa bener-bener monitor. Jadi cukup canggih, dari sisi produksi itu digitalisasi cukup masif.

Tapi di sisi lain, logistik kita juga lakukan digitalisasi, jadi transparansi dari distribusi kita itu bisa kelihatan melalui aplikasi yang kita create sendiri.

Penghasilan 2022 naik berapa persen?

Laba bersih dari 2021 Rp 6 triliun (menjadi) Rp 14,5 triliun.

Lebih dari 100%?

Lebih, lebih.

Dan itu karena efisiensi?

Karena efisiensi, dan juga nggak bisa dipungkiri ada kenaikan harga. Tapi gini, semua mengalami kenaikan harga tapi tidak semua perusahaan bisa memanfaatkan peluang itu.

Efisiensi memberikan potongan terhadap biaya berapa besar?

Selama pandemi ini biaya kita hanya 70%.

Berarti efisien 30%?

Iya.

Dan jadi pembelajaran?

Jadi acuan kita, nggak bisa lebih lagi ini menjadi patokan kita hari ini.

Ini adalah capital dan techno intensive, berarti SDM di mana posisinya di Pupuk Kaltim?

SDM sangat penting, saya selalu cerita kalau orang bicara industri saya selalu menyampaikan industri itu bukan sekadar koleksi dari bangunan dan alat peralatan, bukan. Industri itu adalah sebuah budaya, kenapa budaya karena ada orang di belakangnya dan orang-orang itulah yang memunculkan inovasi-inovasi. Jadi core dari sebuah industri bukan pada alat peralatan, mesin, bangunan, tapi pada orangnya, orangnya ini yang betul-betul harus kita manage dengan baik.

Alhamdulillah di Pupuk Kaltim ini 70% milenial dan hampir seperempat talent dari wanita. Kalau lokal cukup besar mungkin mendominasi.

70% milenial?

Iya.

Perempuannya ada?

Seperempatnya.

Lokalnya, separuhnya ada? 70% juga?

Ya mungkin sekitar segitu ya, karena kita memang itu ketika membangun industri dengan cara pandang budaya maka pembangunan kita adalah industri yang humanis, industri yang inklusif. Kita kalau bangun industri nggak mau jadi bangun industri tapi di tempat terisolasi tapi nggak mau tahu sekitarnya. Keberhasilan industri kita itu kalau memberikan dampak manfaat bagi masyarakat sekitar. Dan alhamdulillah Pupuk Kaltim bisa melakukan itu semua.

Bontang dikenal Pupuk Kaltim, kabarnya ada perluasan ke timur Indonesia?

Jadi tadi kan saya cerita kinerja Pupuk Kaltim yang cukup bagus menghasilkan laba yang cukup besar. Kami di BUMN selalu diingatkan Pak Menteri, untuk selalu memikirkan apa yang bisa dikontribusikan kembali kepada Indonesia. Kalau bicara konteks pupuk, selalu kita bicara konteks ketahanan pangan.

Pak Jokowi pada saat pembukaan G20 kan menyampaikan secara spesifik dalam kalimat beliau 'Hati-hati dengan pupuk' yang beliau kaitkan krisis pangan. Oleh karena itu keberkahan yang kita dapatkan ini kita gunakan untuk melakukan pengembangan-pengembangan pupuk, pabrik-pabrik pupuk, supaya bisa memperkuat ketahanan pangan. Alhamdulilah pemerintah mempercayai kita untuk membangun pabrik pupuk lagi di Fakfak, di Papua Barat.

Itu tujuannya supaya ketersediaan pupuk di wilayah itu bisa terpenuhi atau lebih itu?

Kalau kami di BUMN pupuk ini fokusnya memang domestik tapi tidak berarti bahwa tidak boleh ekspor. Kalau domestik bisa terpenuhi baru kita ekspor. Di Indonesia, konsumsi pupuk per hektar itu cukup rendah termasuk di Indonesia timur. Jadi nanti ketika kita membangun di sana bukan berarti langsung barang kali 100% di-absorb di sana.

Untuk meningkatkan volume produksi?

Meningkatkan availability karena di Papua Barat, Pak Presiden Jokowi beberapa waktu lalu membuka lahan tanaman jagung. Kalau kita bicara agrikultur, pasti butuh pupuk. Sekarang pupuknya dari tempat yang jauh sehingga logistik cost lebih tinggi. Kita siapkan nih, sambil nanti industri agrikulturnya juga tumbuh, mungkin gap-nya itulah yang mungkin nanti kita ekspor. Tapi harapan kita, keberadaan kita di sana bisa meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia timur.

Menyerap talent-talent muda?

Dan ini menjadi industri hilir pertama di Papua Barat kita akan punya industri yang skalanya besar, triliunan lah begitu.

Gambarannya bagaimana?

Jadi kita yang pertama akan kita bangun pabrik amonia dan urea kita akan memproduksi 1,2 juta ton urea, 800 ribu ton amonia, itu waktu pembangunan 4 tahun.

Nanti kalau itu sudah beroperasi itu kita estimasikan kebutuhan urea domestik sampai sekitar 7 juta, dengan tambahan kapasitas yang kita produksi itu maka Pupuk Kaltim bisa memenuhi 80% dari kebutuhan urea nasional, dari Sabang sampai Merauke. Dan peringkat kita secara internasional di Asia Pasifik akan meningkat untuk amonianya dari rangking 3 menjadi rangking 2 di Asia Pasifik. Untuk ureanya dari rangking 6 di Asia Pasifik akan meningkat menjadi rangking 4.

Jadi ini cukup signifikan pembangunan yang kita lakukan, at least, Pupuk Kaltim digabung bisa mensuplai 80% kebutuhan urea nasional. Walaupun tentunya ada sister company, bahu membahu.

Kalau di Fakfak sudah ada, tambahannya berapa?

Kan sekarang kita memproduksi 3,4 (juta ton) urea, kita akan menambah 1,2, mungkin 40%

Kita bicara pabrik, dan soal pabrik orang bicara dengan dampak lingkungan. Bagaimana posisi Pupuk Kaltim?

Pupuk Kaltim itu menempatkan diri untuk bisa menjadi pelopor transformasi hijau di industri petrokimia berbasis gas di Indonesia. Kita sudah 6 tahun berturut-turut mendapatkan penghargaan proper emas. Itu adalah penghargaan tertinggi oleh pemerintah Indonesia untuk pengelolaan lingkungan.

Untuk ESG kita sudah di-rating oleh satu lembaga rating dunia yang me-rating seluruh perusahaan di sektor agro kimia ada 67 perusahaan multinasional yang dirating, kita rangking 3, globally. Jadi artinya Pupuk Kaltim tidak hanya secara produksi, kapasitas produksinya itu skalanya dunia, tapi cara pengelolaannya juga kelas dunia karena kita nomor 3 globally. Tapi kita tidak berhenti di situ, kita bicara pelopor transformasi hijau, maka kita juga tahu produk kita amonia, ini dianggap sebagai sekarang muncul sebagai transition fuel karena amonia itu zero carbon emission fuel.

Amonia itu bukan cuma pupuk?

Jadi amonia itu adalah bahan antara yang bisa dibikin berbagai macam chemical, salah satu adalah pupuk, bahan peledak, kaca, dan seterusnya. Yang muncul belakangan ini adalah ternyata bisa energi. Bisa untuk pembakaran.

Amonia ini kan hidrogen, dalam bentuk cairlah, kira-kira gitu. Ini sekarang mulai muncul nih, kebutuhan untuk sektor energi yang sudah muncul itu co-firing dengan batu bara di Jepang.

Dia akan menjadi bahan bakar bersama dengan batu bara, sehingga porsi batu bara menjadi berkurang, amonia kan sudah bersih?

Amonia itu, kalau sekarang itu ada istilah clean amonia, atau bilangnya grey amonia itu proses produksi yang biasa, kemudian ada clean amonia. Clean amonia itu ada dua istilahnya, ada blue amonia, dan green amonia. Blue amonia adalah amonia yang menggunakan bahan baku gas alam tapi emisi karbonnya disuntikan kembali ke dalam bumi.

Kalau green amonia, itulah amonia yang menggunakan bahan baku dari air. Jadi kalau green ya betul-betul green. Ada yang bilang antara green dan grey muncullah warna antara karena menggunakan bahan baku air tapi menggunakan energi berbasis fosil. Tapi yang green itu betul-betul dari sumber energi renewable menggunakan bahan baku air, dan ini sedang dikembangkan.

Ini akan diproduksi Pupuk Kaltim?

Kita dalam roadmap kita, kita punya roadmap menuju net zero carbon emission. 2030 kita sepertiga dari carbon emission akan kita kompensasi atau kita kurangi. Di 2030 ke sana kita mulai akan melihat pengembangan bahan baku menggunakan renewable, jadi yang green dan seterusnya ada di dalam roadmap kita pada dekade kedua.

Dekade pertama sampai 2030 ini karbonnya berkurang sepertiga, kita sudah mulai pakai solar panel ini untuk kebutuhan listrik di kantor, terus sudah mobil sudah mulai berubah pelan-pelan ke listrik. Kemudian kita banyak menanam tanaman berbagai jenis tanaman untuk mengkompensasi karbon emisi. Itu kita hitung dan ada juga konsep sirkular ekonomi CO2 yang diemisikan kita gunakan untuk bikin produk baru, produk untuk bahan kaca itu kan pakai CO2 itu kita gunakan. Nanti 2030-2040 kita akan mengarah pada clean amonia tadi.

Jadi produksinya baru 2030-2040?

Sepertinya begitu.

Plan-nya di mana?

Di Bontang karena di Bontang potensinya untuk menjadi clean amonia hub besar sekali. Kita berada di jalur pelayaran yang internasional.

Harga keekonomian untuk pupuk sama energi, pasti lebih tinggi energi, apakah kemudian membuat switching fokus bisnis Pupuk Kaltim?

Kita akan terus memproduksi amonia, kita akan mengarah pada clean amonia, sebagian dari clean amonia itu akan kita produksi menjadi pupuk, bahwa clean amonia kita nanti akan masuk pada ekosistem atau bisnis energi, itu kan value chain yang berbeda dan value chain kita berhenti pada produksi amonia artinya kita nggak akan masuk misalnya pada wholesale energi produk.

Berarti amonia yang diproduksi tak serta merta dipakai sebagai energi seperti BBM dan lain sebagainya, harus ada proses selanjutnya lagi?

Ya pasti sistem mesinnya berbeda. Jadi kita mungkin men-support perusahaan-perusahaan yang fokus distribusi energi, karena itu adalah kompetensi mereka. Kompetensi kita membikin amonia dengan kualitas bagus, harga kompetitif.

Kami kan holding, di holding juga ada yang fokus pada trading, ada yang nanti akan dibentuk meng-handle value chain ke arah energi. Tapi kalau core kompetensi PKT memproduksi amonia dan urea. Amonianya insyaallah sebagian akan menjadi green atau blue, terus sebagian itu kita pakai untuk bikin urea, sebagian kita jual sebagai amonia.

Dan amonia itu bisa digunakan sektor chemical atau sektor energi tergantung dari customernya. Jadi kita tidak melakukan diskriminasi customer. Pokoknya pasar kita adalah pasar amonia. Amonia bisa dipakai oleh siapa aja.

Bolak balik negara kita yang butuh banyak pupuk selalu bicara kelangkaan pupuk, kalau dicek pupuknya ada, yang langka ternyata pupuk subsidi. Selalu kalau pupuknya kurang yang disalahkan pabrik pupuk. Tata kelolanya gimana?

Jadi begini, sebetulnya pemerintah Indonesia sangat sayang petani, karena sebagian biaya pupuk dibayarin oleh pemerintah dan itu 2/3 dari harganya, petani itu hanya membayar 1/3 untuk pupuk subsidi, besar.

Nah tapi kan pemerintah kan juga punya keterbatasan anggaran. Maka itu berimbas pada volume pupuk subsidi yang terbatas. Dibutuhkan let's say 100 mungkin available barangkali nggak sampai separuh, Pupuk Kaltim solusinya. Kita juga melihat dong keterbatasan pemerintah di situ nggak mungkin kita push. Harusnya semua bisa disubsidi, nggak. Kita punya solusi, solusinya itu sebuah ekosistem pertanian yang berbasis pupuk non subsidi yang oleh Pak Menteri BUMN diberi nama Program Makmur.

Program Makmur ini ternyata, setelah kita kaji karena biaya pupuk pada sektor pertanian itu sekitar 17%. Ternyata dengan kenaikan menggunakan pupuk subsidi ke non subsidi, tetapi bisa memberikan nutrisi sebagaimana yang dibutuhkan tanaman, peningkatan produktivitasnya lebih tinggi dari peningkatan additional biaya sehingga memberikan keuntungan yang lebih baik.

Nah, kuncinya memang pada salah satunya pendampingan, maka Pupuk Kaltim sekarang melakukan pendampingan-pendampingan supaya Program Makmur ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, tidak selalu ribut masalah pupuk subsidi karena sebetulnya ada pupuk non subsidi yang memang harga komersialnya lebih mahal, karena subsidi hanya sepertiga, dia harus membayar 3 kalipat, tapi bisa memenuhi kebutuhan tanaman sehingga produktivitasnya tinggi dan hasilnya lebih baik. Itu yang kita edukasi terus. Jadi kita nggak mau salah-salahan siapa yang salah, kalau anggaran tidak terbatas mungkin ceritanya lain, tapi kan situasinya tidak begitu.

Sektor agrikultur penting, pemerintah sangat sayang dengan petani tapi juga ada sektor-sektor lain yang harus diperhatikan. Pupuk Kaltim mengambil langkah inisiatif membangun ekosistem pertanian berbasis pupuk non subsidi.

Success story di mana?

Di Jawa Timur itu produktivitas dan kenaikan profitabilitas itu bisa sampai 50%, karena kalau pupuk subsidi dapat jatah pupuk subsidi 1 kg, yaitu yang disebar ke tanaman, padahal tanaman butuhnya 5 kg.

Target terbesar Pupuk Kaltim?

Pupuk Kaltim tentu target tahun ini kita akan memulai pabrik pupuk di Fakfak itu mohon doanya. Kan baru ditetapkan PSN proyek strategis nasional, sekarang kita sedang persiapan. Mudah-mudahan tahun ini kita sudah bisa melakukan pembangunan infrastruktur di sana karena ini greenfield project.

4 tahun ya?

4 tahun, 2027.


Hide Ads