Bontang dikenal Pupuk Kaltim, kabarnya ada perluasan ke timur Indonesia?
Jadi tadi kan saya cerita kinerja Pupuk Kaltim yang cukup bagus menghasilkan laba yang cukup besar. Kami di BUMN selalu diingatkan Pak Menteri, untuk selalu memikirkan apa yang bisa dikontribusikan kembali kepada Indonesia. Kalau bicara konteks pupuk, selalu kita bicara konteks ketahanan pangan.
Pak Jokowi pada saat pembukaan G20 kan menyampaikan secara spesifik dalam kalimat beliau 'Hati-hati dengan pupuk' yang beliau kaitkan krisis pangan. Oleh karena itu keberkahan yang kita dapatkan ini kita gunakan untuk melakukan pengembangan-pengembangan pupuk, pabrik-pabrik pupuk, supaya bisa memperkuat ketahanan pangan. Alhamdulilah pemerintah mempercayai kita untuk membangun pabrik pupuk lagi di Fakfak, di Papua Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itu tujuannya supaya ketersediaan pupuk di wilayah itu bisa terpenuhi atau lebih itu?
Kalau kami di BUMN pupuk ini fokusnya memang domestik tapi tidak berarti bahwa tidak boleh ekspor. Kalau domestik bisa terpenuhi baru kita ekspor. Di Indonesia, konsumsi pupuk per hektar itu cukup rendah termasuk di Indonesia timur. Jadi nanti ketika kita membangun di sana bukan berarti langsung barang kali 100% di-absorb di sana.
Untuk meningkatkan volume produksi?
Meningkatkan availability karena di Papua Barat, Pak Presiden Jokowi beberapa waktu lalu membuka lahan tanaman jagung. Kalau kita bicara agrikultur, pasti butuh pupuk. Sekarang pupuknya dari tempat yang jauh sehingga logistik cost lebih tinggi. Kita siapkan nih, sambil nanti industri agrikulturnya juga tumbuh, mungkin gap-nya itulah yang mungkin nanti kita ekspor. Tapi harapan kita, keberadaan kita di sana bisa meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia timur.
Menyerap talent-talent muda?
Dan ini menjadi industri hilir pertama di Papua Barat kita akan punya industri yang skalanya besar, triliunan lah begitu.
Gambarannya bagaimana?
Jadi kita yang pertama akan kita bangun pabrik amonia dan urea kita akan memproduksi 1,2 juta ton urea, 800 ribu ton amonia, itu waktu pembangunan 4 tahun.
Nanti kalau itu sudah beroperasi itu kita estimasikan kebutuhan urea domestik sampai sekitar 7 juta, dengan tambahan kapasitas yang kita produksi itu maka Pupuk Kaltim bisa memenuhi 80% dari kebutuhan urea nasional, dari Sabang sampai Merauke. Dan peringkat kita secara internasional di Asia Pasifik akan meningkat untuk amonianya dari rangking 3 menjadi rangking 2 di Asia Pasifik. Untuk ureanya dari rangking 6 di Asia Pasifik akan meningkat menjadi rangking 4.
Jadi ini cukup signifikan pembangunan yang kita lakukan, at least, Pupuk Kaltim digabung bisa mensuplai 80% kebutuhan urea nasional. Walaupun tentunya ada sister company, bahu membahu.
Kalau di Fakfak sudah ada, tambahannya berapa?
Kan sekarang kita memproduksi 3,4 (juta ton) urea, kita akan menambah 1,2, mungkin 40%
Kita bicara pabrik, dan soal pabrik orang bicara dengan dampak lingkungan. Bagaimana posisi Pupuk Kaltim?
Pupuk Kaltim itu menempatkan diri untuk bisa menjadi pelopor transformasi hijau di industri petrokimia berbasis gas di Indonesia. Kita sudah 6 tahun berturut-turut mendapatkan penghargaan proper emas. Itu adalah penghargaan tertinggi oleh pemerintah Indonesia untuk pengelolaan lingkungan.
Untuk ESG kita sudah di-rating oleh satu lembaga rating dunia yang me-rating seluruh perusahaan di sektor agro kimia ada 67 perusahaan multinasional yang dirating, kita rangking 3, globally. Jadi artinya Pupuk Kaltim tidak hanya secara produksi, kapasitas produksinya itu skalanya dunia, tapi cara pengelolaannya juga kelas dunia karena kita nomor 3 globally. Tapi kita tidak berhenti di situ, kita bicara pelopor transformasi hijau, maka kita juga tahu produk kita amonia, ini dianggap sebagai sekarang muncul sebagai transition fuel karena amonia itu zero carbon emission fuel.
Amonia itu bukan cuma pupuk?
Jadi amonia itu adalah bahan antara yang bisa dibikin berbagai macam chemical, salah satu adalah pupuk, bahan peledak, kaca, dan seterusnya. Yang muncul belakangan ini adalah ternyata bisa energi. Bisa untuk pembakaran.
Amonia ini kan hidrogen, dalam bentuk cairlah, kira-kira gitu. Ini sekarang mulai muncul nih, kebutuhan untuk sektor energi yang sudah muncul itu co-firing dengan batu bara di Jepang.
Dia akan menjadi bahan bakar bersama dengan batu bara, sehingga porsi batu bara menjadi berkurang, amonia kan sudah bersih?
Amonia itu, kalau sekarang itu ada istilah clean amonia, atau bilangnya grey amonia itu proses produksi yang biasa, kemudian ada clean amonia. Clean amonia itu ada dua istilahnya, ada blue amonia, dan green amonia. Blue amonia adalah amonia yang menggunakan bahan baku gas alam tapi emisi karbonnya disuntikan kembali ke dalam bumi.
Kalau green amonia, itulah amonia yang menggunakan bahan baku dari air. Jadi kalau green ya betul-betul green. Ada yang bilang antara green dan grey muncullah warna antara karena menggunakan bahan baku air tapi menggunakan energi berbasis fosil. Tapi yang green itu betul-betul dari sumber energi renewable menggunakan bahan baku air, dan ini sedang dikembangkan.
Ini akan diproduksi Pupuk Kaltim?
Kita dalam roadmap kita, kita punya roadmap menuju net zero carbon emission. 2030 kita sepertiga dari carbon emission akan kita kompensasi atau kita kurangi. Di 2030 ke sana kita mulai akan melihat pengembangan bahan baku menggunakan renewable, jadi yang green dan seterusnya ada di dalam roadmap kita pada dekade kedua.
Dekade pertama sampai 2030 ini karbonnya berkurang sepertiga, kita sudah mulai pakai solar panel ini untuk kebutuhan listrik di kantor, terus sudah mobil sudah mulai berubah pelan-pelan ke listrik. Kemudian kita banyak menanam tanaman berbagai jenis tanaman untuk mengkompensasi karbon emisi. Itu kita hitung dan ada juga konsep sirkular ekonomi CO2 yang diemisikan kita gunakan untuk bikin produk baru, produk untuk bahan kaca itu kan pakai CO2 itu kita gunakan. Nanti 2030-2040 kita akan mengarah pada clean amonia tadi.
Jadi produksinya baru 2030-2040?
Sepertinya begitu.
Plan-nya di mana?
Di Bontang karena di Bontang potensinya untuk menjadi clean amonia hub besar sekali. Kita berada di jalur pelayaran yang internasional.
Harga keekonomian untuk pupuk sama energi, pasti lebih tinggi energi, apakah kemudian membuat switching fokus bisnis Pupuk Kaltim?
Kita akan terus memproduksi amonia, kita akan mengarah pada clean amonia, sebagian dari clean amonia itu akan kita produksi menjadi pupuk, bahwa clean amonia kita nanti akan masuk pada ekosistem atau bisnis energi, itu kan value chain yang berbeda dan value chain kita berhenti pada produksi amonia artinya kita nggak akan masuk misalnya pada wholesale energi produk.
Berarti amonia yang diproduksi tak serta merta dipakai sebagai energi seperti BBM dan lain sebagainya, harus ada proses selanjutnya lagi?
Ya pasti sistem mesinnya berbeda. Jadi kita mungkin men-support perusahaan-perusahaan yang fokus distribusi energi, karena itu adalah kompetensi mereka. Kompetensi kita membikin amonia dengan kualitas bagus, harga kompetitif.
Kami kan holding, di holding juga ada yang fokus pada trading, ada yang nanti akan dibentuk meng-handle value chain ke arah energi. Tapi kalau core kompetensi PKT memproduksi amonia dan urea. Amonianya insyaallah sebagian akan menjadi green atau blue, terus sebagian itu kita pakai untuk bikin urea, sebagian kita jual sebagai amonia.
Dan amonia itu bisa digunakan sektor chemical atau sektor energi tergantung dari customernya. Jadi kita tidak melakukan diskriminasi customer. Pokoknya pasar kita adalah pasar amonia. Amonia bisa dipakai oleh siapa aja.
Bolak balik negara kita yang butuh banyak pupuk selalu bicara kelangkaan pupuk, kalau dicek pupuknya ada, yang langka ternyata pupuk subsidi. Selalu kalau pupuknya kurang yang disalahkan pabrik pupuk. Tata kelolanya gimana?
Jadi begini, sebetulnya pemerintah Indonesia sangat sayang petani, karena sebagian biaya pupuk dibayarin oleh pemerintah dan itu 2/3 dari harganya, petani itu hanya membayar 1/3 untuk pupuk subsidi, besar.
Nah tapi kan pemerintah kan juga punya keterbatasan anggaran. Maka itu berimbas pada volume pupuk subsidi yang terbatas. Dibutuhkan let's say 100 mungkin available barangkali nggak sampai separuh, Pupuk Kaltim solusinya. Kita juga melihat dong keterbatasan pemerintah di situ nggak mungkin kita push. Harusnya semua bisa disubsidi, nggak. Kita punya solusi, solusinya itu sebuah ekosistem pertanian yang berbasis pupuk non subsidi yang oleh Pak Menteri BUMN diberi nama Program Makmur.
Program Makmur ini ternyata, setelah kita kaji karena biaya pupuk pada sektor pertanian itu sekitar 17%. Ternyata dengan kenaikan menggunakan pupuk subsidi ke non subsidi, tetapi bisa memberikan nutrisi sebagaimana yang dibutuhkan tanaman, peningkatan produktivitasnya lebih tinggi dari peningkatan additional biaya sehingga memberikan keuntungan yang lebih baik.
Nah, kuncinya memang pada salah satunya pendampingan, maka Pupuk Kaltim sekarang melakukan pendampingan-pendampingan supaya Program Makmur ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, tidak selalu ribut masalah pupuk subsidi karena sebetulnya ada pupuk non subsidi yang memang harga komersialnya lebih mahal, karena subsidi hanya sepertiga, dia harus membayar 3 kalipat, tapi bisa memenuhi kebutuhan tanaman sehingga produktivitasnya tinggi dan hasilnya lebih baik. Itu yang kita edukasi terus. Jadi kita nggak mau salah-salahan siapa yang salah, kalau anggaran tidak terbatas mungkin ceritanya lain, tapi kan situasinya tidak begitu.
Sektor agrikultur penting, pemerintah sangat sayang dengan petani tapi juga ada sektor-sektor lain yang harus diperhatikan. Pupuk Kaltim mengambil langkah inisiatif membangun ekosistem pertanian berbasis pupuk non subsidi.
Success story di mana?
Di Jawa Timur itu produktivitas dan kenaikan profitabilitas itu bisa sampai 50%, karena kalau pupuk subsidi dapat jatah pupuk subsidi 1 kg, yaitu yang disebar ke tanaman, padahal tanaman butuhnya 5 kg.
Target terbesar Pupuk Kaltim?
Pupuk Kaltim tentu target tahun ini kita akan memulai pabrik pupuk di Fakfak itu mohon doanya. Kan baru ditetapkan PSN proyek strategis nasional, sekarang kita sedang persiapan. Mudah-mudahan tahun ini kita sudah bisa melakukan pembangunan infrastruktur di sana karena ini greenfield project.
4 tahun ya?
4 tahun, 2027.
(acd/eds)