Sutarto mencontohkan beras. Saat ini, Indonesia masih mengimpor beras dari sejumlah negara seperti Vietnam dan Thailand.
"Impor atau tidak impor ini hubungannya kebutuhan dan produksi. Ini bukan usaha Bulog, tapi bagaimana kita meningkatkan produksi," kata Sutarto saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (30/10/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hitung-hitungan konsumsi beras sekitar 36 juta ton per tahun. Tapi persoalannya, siapa yang mau nyimpan lama? Siapa pedagang yang mau? Hanya Bulog yang mau," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman berjanji akan melakukan percepatan target swasembada pangan. Target prioritas swasembada pangan antara lain untuk komoditas beras, jagung, kedelai, dan gula.
"Doakan, mudah-mudahan kita akan mengakselerasi program ini dan bisa 3-4 tahun sudah ada swasembada. Padi, jagung, kedelai, gula," kata Amran.
Menurutnya bila swasembada pangan tercapai, maka dampaknya bukan hanya Indonesia mandiri dan berdaulat dalam hal pangan. Namun kesejahteraan petani dalam negeri meningkat.
"Otomatis kalau swasembada bergerak, petani miskin dengan sendirinya akan terangkat," katanya.
Ia menegaskan, cara untuk mencapai swasembada pangan, selain penyediaan lahan, ia akan fokus pada peningkatan infrastruktur irigasi, penyediaan pupuk dan bibit, serta memberikan kepastian pasar pasca panen.
(hds/hds)