Badan Pusat Statistik (BPS) menilai, daging jenis tersebut tidak akrab dengan masyarakat umum. Hanya beberapa daerah yang terlihat mengkonsumsi secara rutin dengan berbagai jenkis olahan.
"Konsumsi kerbau tidak banyak, paling di Pantura, Jawa Tengah," ungkap Deputi Bidang Distribusi, Statistik dan Jasa BPS, Sasmito Hadiwibowo, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (15/7/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini membuktikan, konsumsi daging kerbau sangat rendah. Bila tetap diimpor, masyarakat juga butuh waktu yang cukup lama untuk bisa mengkonsumsi daging kerbau.
"Tidak akan signifikan terhadap kebutuhan perdagangan di Indonesia," terangnya. (mkl/wdl)