Diincar Investor China, Kaltara Siapkan Lahan 25.000 Ha

Diincar Investor China, Kaltara Siapkan Lahan 25.000 Ha

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 24 Jul 2017 12:56 WIB
Foto: Muhammad Idris/detikFinance
Jakarta - Potensi sumber daya alamnya yang besar, membuat Kalimantan Utara (Kaltara) jadi banyak incaran investor asing. Potensi terbanyak provinsi termuda tersebut berasal dari tambang mineral dan perkebunan sawit.

Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie, mengatakan saat ini investor asing yang paling banyak masuk ke daerahnya berasal dari China. Salah satu yang terbesar yakni Tsingshan Holding Group yang berencana membangun kawasan industri dan smelter.

"Saat ini kami sedang intensif diskusi dua kali pertemuan dengan investor China, Tsingshan Group yang sudah bangun kawasan industri di Morowali. Mereka juga akan investasi di Kaltara, mereka bangun PLTU tahap pertama 1.000 MW. Kami siapkan kawasan 25.000 hektare (ha) yang sudah masuk RTRW di Tanah Kuning," kata Irianto di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (24/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain smelter, kawasan industry yang terbangun tersebut akan ditempati industri lain seperti turunan sawit. Pembangunan kawasan tersebut berbarengan dengan dibangunnya Pelabuhan Tanjung Selor yang dikerjakan Kementerian Perhubungan mulai tahun depan.

"Sudah masuk dalam Perpres 58 sebagai proyek strategis nasional. Di kawasan 25.000 hektar ini dikembangan industri smelter, batu bara, dan oleochemical. Saat ini di Kaltara ada 15 pabrik pengolahan sawit dari 300.000 hektar yang sudah ditanami dari 800.000 hektar izin yang sudah diberikan para bupati," ujar Irianto.

Beberapa perusahaan China lain yang sudah menyatakan minatnya menanamkan uangnya di Kaltara, lanjut dia, yakni China Road and Bridge Corporation (CRBC) dan China Harbour.

"Ada beberapa investor China dari Shanghai di sector pelabuhan termasuk CRBC, dan China Harbour sudah komunikasi dengan kita, mereka akan investasi lewat BKPM.


Menurut Irianto, selain pemodal asal Negeri Tirai Bambu, investor asing asal Korea Selatan dan Malaysia juga melirik potensi PLTA di Kaltara.

"Kemudian dari Hyundai dari Korea sedang studi kelayakan bangun PLTA 400-500 MW di Malinau, termasuk Sarawak Energy Bhd untuk bangun 1.300 MW. Itu rencana-rencana besar, sehingga percepatan pembangunan di pinggiran sesuai Nawa Cita bisa direalisasikan dalam 5 tahun hingga 2019," pungkas Irianto. (idr/hns)

Hide Ads