GDP adalah nilai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun. GDP bisa dijadikan salah satu tolak ukur perekonomian satu negara.
Pertama, meningkatkan alokasi dana Riset melalui lembaga terkait seperti Kemenristekdikti, LIPI, BPPT dan lainnya dengan fokus pada penelitian pengembangan potensi kelautan, antara lain mineral, Energi, teknologi penangkapan dan navigasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu usulan lain juga dikatakan Dwi yaitu mengenai pembangunan basis UKM yang memiliki kemampuan memproduksi dan mengolah ikan pada sentra produksi ikan tangkap maupun ikan budidaya.
Dwi juga mengatakan pihak ITS juga pemerintah baiknya memberikan insentif perpajakan yang menarik dan lebih baik untuk investasi industri kelautan melebihi insentif yang pernah diberikan untuk sektor lainnya.
Ada juga masukan untuk memperbanyak cold storage dengan system sewa dan memberikan subsidi agar biaya terjangkau bagi nelayan kecil. Kemudian mengembangkan resi gudang, sebagai upaya menjadikan hasil tangkapan yang disimpan sebagai jaminan mendapatkan akses keuangan.
"Kita juga memberi masukan untuk memberikan dukungan ketersediaan energi pada daerah yang dikembangkan sebagai kawasan industri maritim, serta mendorong penggunaan EBT pada daerah yang kaya SDA dan hasil laut pada daerah terpencil," kata dia.
Dirinya menjelaskan, baiknya pemerintah juga mendorong integrasi antar pelabuhan, dan memperbanyak frekuensi pelayaran antara pelabuhan utama dengan pelabuhan perintis/terpencil yang memiliki potensi sumber daya alam untuk meningkatkan konektivitas dan kemudahan logistik.
Dibandingkan Negara lain yang memiliki laut lebih kecil dibandingkan Indonesia seperti, Jepang, Korea Selatan maupun Vietnam yang memiliki kontribuasi sektor kelautan antara 48% sd 57% terhadap PDB. (dna/dna)