Direktur GPS Superspring Arianto Furiady menjelaskan ada strategi khusus untuk bisa bertahan ditengah gempuran inovasi GPS mobile phone alias aplikasi 'peta' di HP (handphone).
Salah satunya yaitu tetap memberikan penawaran melalui metode yang lebih luas yaitu dengan cara sistem online. Ari menjelaskan, dari tahun ke tahun penjualan GPS navigasi terus menurun, penurunannya bahkan bisa sampai 90%.
"Banyak online, online 70% offline 30%. Dulu biasa jual 2000 sekarang 1 bulan 200 aja nggak ada. Itu pun sudah melalui pemasaran online dan offline. Untuk jenis unit yang harganya Rp 800 ribu. Dan kebanyakan belinya online. Saya rasa konsumen yang beli 45 tahun keatas kalau yang 20 tahun 30 tahun. Mereka lebih ke smartphone," katanya.
Ari mengakui beberapa tahun lalu sempat ada beberapa toko lain yang menjual GPS navigasi sampai track. Namun hanya diringa yang bertahan dan tetap menyediakan GPS navigasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, dari mana GPS- GPS yang ada saat ini berasal?
Ari menjelaskan, untuk mensuplai kebutuhan GPS navigasi dan tracker dirinya sengaja memesan 100% kebutuhan dari China.
"Semua impor dari China. Speknya semua, lokal nggak ada yang bisa. Belum ada di Indonesia, GPS 100% impor," jelas dia kepada detikFinance, Rabu (7/3/2018).
Ada dua jenis GPS yaitu GPS navigasi dan tracker, semua item tersebut dikirim langsung dari Negara China. Dalam fasilitas GPS navigasi terdapat fasilitas peta lengkap dengan suara penunjuk arah. Ada pula fasilitas lain seperti game, radio, pemutar musik serta terkoneksi kamera belakang (mundur).