Alasan Truk Ogah Masuk Tol: dari Masalah Tarif Hingga Pungli

Alasan Truk Ogah Masuk Tol: dari Masalah Tarif Hingga Pungli

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 14 Mar 2018 08:31 WIB
Alasan Truk Ogah Masuk Tol: dari Masalah Tarif Hingga Pungli
Foto: Robby Bernardi/detikcom

Pengusaha truk menampik menjadi sumber utama rusaknya jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa. Sebab, ada faktor lain yang berkontribusi pada kerusakan jalan itu.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengatakan, truk berkontribusi sekitar 30% kerusakan Pantura. Kontributor kerusakan lain ialah kontruksi jalan dan drainase.

"Kalau ngomong truk penyebab kerusakan, memang kemarin data yang dikeluarkan Kementerian PUPR kita itu salah satu penyebab kerusakan tapi bukan utama. Kita hanya kontribusi sekitar 30% sekian. Tapi penyebab utama kerusakan, konstruksi dan drainase yang kurang bagus," kata dia kepada detikFinance.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi, pihaknya tak menampik banyaknya truk yang membawa muatan berlebih. Hal itu disebabkan oleh banyak pengusaha truk yang kemudian memicu persaingan usaha angkutan barang.

Dia melanjutkan, perhitungan tarif angkutan barang di antaranya sopir, kendaraan (kredit/leasing kendaraan), administrasi, perawatan, dan bahan bakar minyak (BBM). Lanjutnya, kendati harga BBM stabil, namun komponen lain terus meningkat.

"Akhirnya yang jadi masalah ketika beban terus bertambah pendapatan nggak bisa naik, ya muatannya ditambah. Muatan ditambah ujung-ujungnya overload," ujar dia.

Kemudian, kelebihan muatan itu juga didukung oleh truk-truk yang didesain overload. Dia mengatakan, truk di Indonesia lebih berat dibandingkan negara lain.

"Truk di Indonesia jauh lebih berat di negara lain, saya bilang negara asalnya contohnya Jepang. Di Indonesia ini sekitar 11 ton untuk 3 sumbu, di Jepang itu paling 7-8 ton. Lebih ringan, daya angkutnya lebih tinggi," kata dia.

Hide Ads