Wakil Ketua KEIN, Arif Budimanta, mengatakan pemerintah terus melakukan pembangunan infrastruktur untuk mendorong ekspor dan investasi yang merupakan poros utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur dengan menetapkan 245 proyek dan 2 program sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). PSN membutuhkan dana sebesar Rp 4.197 triliun dengan sumber pendanaan dari APBN sebesar Rp 525 triliun, BUMN/BUMD sebesar Rp 1.258 triliun, dan swasta sebesar Rp 2.414 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa proyek infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah adalah tol laut, jalan tol, double track kereta api, hingga kawasan ekonomi khusus untuk mendorong kinerja ekspor dan investasi.
"Jadi pembangunan di era Presiden Joko Widodo ini inline dengan rencana OBOR. Pembangunannya pun on the track untuk bisa terus tumbuh dengan baik di antara emerging market dan developing countries lainnya," papar Arif.
Salah satu proyek infrastruktur di Indonesia yang termasuk dalam OBOR ialah proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. Proyek itu merupakan usaha pemerintah China untuk mempromosikan sektor teknologi tinggi serta mempromosikan standar China di bidang teknik dan mesin.
Kendati demikian, sambungnya, Indonesia perlu menimbang kembali proyek apa yang diakomodir oleh OBOR. Menurutnya proyek-proyek infrastruktur yang dapat mengakses China secara langsung lebih memberikan manfaat ketimbang menghubungkan antarkota di Indonesia.
"Harusnya proyek-proyeknya itu yang langsung ke China jadi bawa manufaktur Indonesia. Harus juga dikaitkan dengan poros maritim sehingga bisa memberikan manfaat yang besar bagi Indonesia sebagai negara maritim," ucap Arif.
Dia melanjutkan, OBOR juga harus menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperbaiki neraca perdagangan Indonesia dengan China. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, neraca perdagangan Indonesia dengan China mengalami defisit dalam delapan tahun terakhir dengan angka yang semakin membesar. Pada 2017 neraca perdagangan tersebut tercatat defisit US$10,88 miliar, berkurang 20% dari posisi tahun sebelumnya.
"Indonesia harus jeli dalam memanfaatkan OBOR ini, salah satunya dengan menjadikan peluang untuk mempersempit neraca perdagangan dengan China, misalnya dengan membangun area perdagangan bebas," ujarnya.
Selain itu, tujuan China membangun OBOR ialah untuk menjadikan negaranya sebagai pusat pengembangan bidang manufaktur. Hal ini juga harus dimanfaatkan oleh Indonesia dalam rangka perluasan penyerapan tenaga kerja.
"Jika ekspor naik, tidak hanya ke China saja, maka kinerja industri dalam negeri akan meningkat. Kebutuhan tersebut akan mendorong permintaan terhadap tenaga kerja," jelas Arif.
OBOR merupakan proyek yang digagas China dan akan melewati 65 negara, melibatkan 4,4 miliar manusia dan bernilai sekitar 40% dari total PDB global dengan skema bilateral. Proyek tersebut akan menghubungkan negara-negara Asia Tenggara dengan provinsi-provinsi di China Selatan melalui pelabuhan dan jalan kereta api. (idr/hns)