Disebut di Percakapan Rini dan Bos PLN, Siapakah 'Pak Ari'?

Disebut di Percakapan Rini dan Bos PLN, Siapakah 'Pak Ari'?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 02 Mei 2018 08:38 WIB
Disebut di Percakapan Rini dan Bos PLN, Siapakah Pak Ari?
Foto: dok. detikFinance

Kalla Group mengungkapkan, pembicaraan proyek antara Menteri BUMN dan Bos PLN adalah terkait dengan pembangunan proyek infrastruktur Terminal Regasifiksi LNG. CEO Kalla Group Solihin Kalla menjelaskan proyek yang dibangun di Bojonegara ini adalah gagasan dari perseroan yang kemudian menawarkan kerja sama kepada PT Pertamina pada 2013 lalu.

Proyek ini akan dibangun dengan tingkat keandalan yang tinggi dan tetap kompetitif dibanding terminal yang sudah ada di Indonesia dan regional.

Kemudian pada 2013 Bumi Sarana Migas (BSM) anak usaha Kalla Group yang menjalankan proyek ini meminta Ari Soemarno untuk bergabung sebagai Koordinator Senior Proyek LNG di Bojonegara, Banten. Proyek terminal regasifikasi LNG ini akan menjadi salah satu cara mengefisiensikan pendistribusian gas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penunjukan Pak Ari sebagai Kalla Group Senior LNG Project Coordinator didasarkan pada profesionalitas dan keahlian beliau yang sudah puluhan tahun menggeluti sektor LNG," kata Solihin dalam siaran pers, dikutip Selasa (1/5/2018).

Dia menjelaskan, proyek terminal regasifikasi LNG di Bojonegara dibangun untuk mengantisipasi ancaman defisit gas di Jawa bagian Barat dan adanya kesiapan lahan yang dimiliki oleh anak perusahaan Kalla Group sejak tahun 1990-an. Rencana pembangunan proyek ini sejalan dengan keinginan pemerintah, agar perusahaan swasta mau berpartisipasi dalam pembangunany infrastruktur.

Setelah melalui diskusi dan kajian bisnis di internal Kalla Group yang dipimpin oleh Senior LNG Project Coordinator yang berpengalaman, maka pada tahun 2013 diputuskan untuk menunjuk salah satu Konsultan Teknik dari Jepang yang telah berpengalaman dan memiliki teknologi terbaik, dalam merancang bangun Terminal Regasifikasi LNG, untuk melakukan studi kelayakan pendirian Terminal Regasifikasi LNG. Hasil kajian Konsultan Teknik menunjukan bahwa lokasi tersebut sangat ideal untuk dimanfaatkan sebagai Terminal Regasifikasi LNG di darat.

Menurut Solihin, pada 12 Mei 2014 MoU kerja sama BSM dan Pertamina ditandatangani dan kedua pihak setuju untuk melakukan joint study. BSM setuju untuk mengalokasikan 30 Ha lahan dan mengajak Tokyo Gas Co Ltd dan Mitsui untuk bermitra dan membentuk joint venture Terminal Regasifikasi dengan kapabilitas pendanaan, teknologi, dan operasional pengelolaan terminal dan distribusi.

Dia menambahkan pada 1 April 2015 Pertamina telah meneken pokok-pokok kesepakatan (head of agreement/HoA) dengan BSM untuk membangun terminal penyimpanan dan regasifikasi LNG Bojanegara senilai USD500 juta. Dari hasil kajian lebih dalam diputuskan bahwa Pertamina harus mengamankan pelanggan terbesarnya, yaitu PLN. "Oleh sebab itu PLN sebagai off-taker diajak dalam kepemilikan Proyek LNG di Bojonegara dan pembahasan terus berlanjut hingga awal tahun lalu," ujarnya.


Hide Ads