Fakta-Fakta Serbuan TKA China di Morowali

Fakta-Fakta Serbuan TKA China di Morowali

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 08 Agu 2018 08:42 WIB
Fakta-Fakta Serbuan TKA China di Morowali
Foto: Danang Sugianto
Merebak isu bahwa tenaga kerja lokal diperlakukan tak adil. Mulai dari jatah makan hingga besaran gaji yang tidak seimbang menjadi isu liar.
CEO IMIP Alexander Barus menegaskan, pihaknya selaku pengelola kawasan industri dan manajemen karyawan menyediakan anggaran makanan perkepal setiap pekerja sama , yakni Rp 18 ribu per sekali makan untuk 1 pekerja.

"Jadi biaya per porsi untuk makan merrka sama, mau itu dia orang lokal atau China semuanya sama," tuturnya.

Namun dia mengakui memang memisahkan antara dapur masak untuk TKA dan lokal. Alasannya masakan yang dimakan oleh TKA kebanyakan makanan haram bagi kaum muslim.

"Oleh karena itu menunya mereka berbeda. Itu sebabnya dapurnya dipisahkan. Lagi pula untuk dapur pekerja lokal yang baru sekarang jauh lebih bagus," tambahnya.

Untuk bahan makanan Alex menepis bahwa makanan TKA bahan bakunya jauh lebih berkualitas lantaran diimpor dari China. Isu itu juga ditepis oleh Alex.

"Kalau saya bawa bahan makanan dari China itu ongkosnya saja berapa, cuma untuk mie, beras. Jadi logikanya ya tidak mungkin lah," tambahnya.

Sedangkan untuk gaji dia memastikan bahwa setiap pekerja di kawasan IMIP mendapatkan gaji yang layak. Dia juga yakin gaji yang diterima pekerja di IMIP lebih tinggi dari ketentuan daerah.

"Gaji teman-teman di sini saya buat mengadopsi dari Chevron, Adaro dan Telkomsel, kami kombinasikan. Inui tahun ke 4 belum pernah ada yang protes gaji kekecilan," ujar Alex.

Namun para TKA China di IMIP biasanya bekerja lembur saat akhir pekan. Sebab mereka juga tinggal di mes yang letaknya di dalam kawasan industri. Apalagi mereka dibatasi untuk keluar dari wilayah industri.

"Mereka Sabtu dan Minggu lembur, jadi mereka terima bisa lebih besar. Tapi tidak terlalu jauh bedanya hanya sekitar 30%," tambahnya.

Selain itu seperti orang yang bekerja di luar negeri pada umumnya, mereka mendapatkan tunjangan kejauhan. Tunjangan itu diberikan oleh pihak perusahan China yang mengirimnya.

IMIP juga sebenarnya dibebani dengan menanggung biaya kepulangan mereka negera asalnya. Biasanya TKA China di IMIP pulang setiap 3 bulan.

"Ada juga family visit untuk mereka. Pekerja Indonesia juga dapat itu, tapi kan paling jauh dari Medan," kata Alex.

Sementara HR Advisor yang juga mantan direktur IMIP, Zulkifli Arman mengungkapkan, rata-rata pemasukan yang dibawa pulang pekerja lokal untuk kelas paling bawah di IMIP sebesar Rp 4 juta. Sementara untuk kelas operator menerima sekitar Rp 8 juta per bulannya.

Hide Ads