Action figure tak hanya sebagai barang koleksi bagi orang dewasa, tapi juga kerap dijadikan sebagai ladang usaha untuk bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Contohnya seperti yang dilakukan oleh Bina Azhar Lufian dan rekannya Adi Batara yang mengandalkan action figure sebagai penghasilan utama.
Keduanya bahkan memiliki bengkel sendiri khusus action figure. Namun yang ditawarkan mereka bukan sekadar jual beli action figure, melainkan jasa custom action figure bagi para kolektor. Mereka bisa memoles setiap karakter action figure sesuai dengan keinginan setiap orang. Mereka berdua bisa dibilang sebagai orang yang hidup dari action figure.
Selain mereka berdua, ada juga anggota komunitas lain, Ardi Prasetyo, yang khusus membuat diorama action figure. Dengan tangan kreatifnya, Ardi bisa membuat miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu pemandangan atau suatu adegan. Biasanya dioarama yang dibuat ialah miniatur medan pertempuran untuk setiap karakter action figure.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau demikian, baik Bina, Adi, maupun Ardi mengatakan action figure tak hanya sebatas mainan koleksi, namun juga suatu penghasilan. Bahkan action figure dalam komunitas bisa dibilang menjadi sebuah kampus bagi para kolektor. Di mana, masing-masing kolektor memiliki jalurnya sendiri dalam mengkoleksi atau bahkan menjadikan bisnis action figure tergantung passionnya.
Mereka pun sepakat bahwa ke depannya bisnis action figure akan terus mengalami perkembangan. Apalagi, sekarang ini film-film Marvel sudah banyak beredar di layar bioskop Indonesia. Film-film tersebut bisa menjadi daya tarik orang-orang terhadap karakter superhero, khususnya marvel dalam bentuk action figure. Mereka percaya bahwa bisnis action figure masih cukup menjanjikan untuk ke depannya.
"Jadi ini memang sudah bisa jadi penghasilan tetap bagi kami. Kita benar-benar full hidup dari sini," kata Bina.
(fdl/ang)