Impor Ditekan, Neraca Dagang RI di September Surplus

Impor Ditekan, Neraca Dagang RI di September Surplus

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 16 Okt 2018 08:13 WIB
Impor Ditekan, Neraca Dagang RI di September Surplus
Foto: Pradita Utama

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi ekspor Indonesia pada September mencapai US$ 14,83 miliar. Angka ini mengalami penurunan sebesar 6,58% dibandingkan Agustus 2018.

Sementara secara tahunan (September 2018 dibandingkan September 2017) angka ekspor ini naik tipis 1,7%. Pada September 2017, ekspor Indonesia tercatat US$ 14,58 miliar.

Deputi Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti menjelaskan, untuk ekspor komoditas migas secara bulanan (month to month/mtm) mengalami penurunan 15,81%. Kemudian ekspor non migas juga turun 6,58%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekspor minyak secara keseluruhan mengalami penurunan, sedangkan untuk komoditas non migas yang mengalami penurunan secara bulanan, antara lain mesin, perhiasan permata, hingga pakaian jadi.

"Sedangkan untuk kelompok non migas yang mengalami kenaikan harga adalah biji kerak dan abu logam, benda-benda dari besi dan baja dan pulp (bubur kayu)," tutur Yunita.

Pola penurunan ekspor ini sudah terjadi dalam tiga tahun terakhir. Pada periode yang sama tahun lalu juga tercatat turun dari US$ 15,19 miliar menjadi US$ 14,58 miliar.

"Untuk ekspor non migas juga sama, mengalami penurunan. Baik di tahun 2016 dan 2017. Jadi polanya sama," tambahnya.

Penurunan ekspor non migas Indonesia tertinggi pada September 2018 tercatat kepada China dengan komoditas produk kimia, lemak dan minyak hewan nabati, bijih, kerak, dan abu logam.

Kemudian, Jepang juga tercatat mengalami penurunan dalam ekspor non migas dengan produk pakaian jadi bukan rajutan dan bahan kimia organik, serta Singapura yang mengalami penurunan pada komoditas mesin dan peralatan listrik, perhiasan dan permata, besi dan baja.

Di sisi lain, ada juga negara yang mengalami peningkatan ekspor tertinggi, antara lain Korea Selatan US$ 87,5 juta dan Bangladesh US$ 66,6 juta dengan komoditas yang paling signifikan adalah lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, dan perangkat optik.


Hide Ads