Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Antonius J. Supit menilai dalam situasi perekonomian saat ini sulit untuk menaikkan upah setinggi itu. Oleh karenanya ia meminta agar buruh tidak terlalu berharap.
"Ya itu saya kira dalam kondisi seperti ini jangan terlalu berilusi (berkhayal) mengharapkan yang juga tidak sanggup," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (17/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski pada September neraca perdagangan surplus sebesar US$ 227 juta. Tapi secara riil menurutnya terjadi penurunan.
Baca juga: Buruh Minta Upah Naik 25% Tahun Depan |
"Ekspor turun, walaupun kita surplus neraca perdagangan tapi kan secara riil kita turun dibandingkan bulan lalu. Jadi ini kan faktor faktor pertimbangan," ujarnya.
Jadi, dia menilai saat ini dunia usaha juga perlu memperkuat daya saing. Namun bukan berarti mengabaikan kepentingan para buruh. Hanya saja tidak bisa juga hanya memikirkan kenaikan upah tinggi.
"Jadi gimana memperkuat daya saing tapi tidak mengorbankan mereka," sebutnya.
Menurutnya, buruh bisa melakukan perundingan dengan pengusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"Yang lebih dikedepankan sebenarnya bipartit (perundingan), bicara lah, atau negosiasi sama masing masing perusahaan," tambahnya.
Baca juga: Alasan Buruh Minta Upah Tahun Depan Naik 25% |
Tonton juga 'Fahri Hamzah: Buruh Memang Harus Berpolitik':
(fdl/fdl)