Peringatan pengusaha atas kekosongan beras di awal tahun memicu kekhawatiran. Lantas, masih perlukah pemerintah membuka keran impor?
Sutarto mengatakan pada dasarnya surplus 2,8 juta ton bisa menjaga pasokan hingga akhir tahun. Asalkan, Bulog mampu menyerap beras secara maksimal.
Dengan penyerapan tersebut, pasokan beras diproyeksi mampu memenuhi kebutuhan hingga Maret tahun depan. Ia pun menilai pemerintah tidak memerlukan adanya tambahan impor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pedagang dan Tani Tanaman Pangan dan Hortikultura Indonesia (APT2PHI) Rahman Sabon Nama menjelaskan pemerintah mesti berhati-hati untuk mengambil keputusan. Hal itu dilakukan guna menghindari persepsi data produksi padi yang rendah.
Pasalnya, penilaian tersebut sering dikaitkan dengan keputusan impor beras.
"Jangan sampai keliru dalam membuat kebijakan terkait anggaran dan impor beras. Dengan alasan produksi yang rendah dan lahan sawah semakin berkurang, sehingga pemerintah perlu menambah anggaran untuk tambahan impor beras," pungkasnya.