2019 Tol Jakarta-Cikampek Bebas Macet?

2019 Tol Jakarta-Cikampek Bebas Macet?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 05 Nov 2018 08:05 WIB
2019 Tol Jakarta-Cikampek Bebas Macet?
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Proyek Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated tengah berlangsung. Adanya tol ini diharapkan dapat memecah kemacetan di tol eksisting Jakarta-Cikampek.

Bukan perkara mudah membangun tol layang ini. Sebab, tol dibangun di atas Tol Jakarta-Cikampek tanpa menghentikan operasionalnya. Wajar, jika pembangunan tol ini kerap dianggap biang keladi yang memperparah kemacetan tol.

Lantas, apa strategi PT Jasa Marga Tbk selaku pemilik proyek untuk mengurangi kemacetan parah? Serta, apakah Jakarta-Cikampek bebas macet dengan adanya tol layang ini?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut berita selengkapnya seperti dirangkum oleh detikFinance:
Corporate Secretary Jasa Marga Agus Setiawan tak menepis jika pembangunan Tol Japek Elevated berdampak pada kemacetan. Namun, dia menuturkan, tanpa pembangunan pun tol eksisting juga sudah macet. Sebab, lanjut Agus, tol sudah melebihi kapasitas.

"Pasti. Jadi sebetulnya tanpa ada proyek pun Tol Jakarta-Cikampek sudah over kapasitas artinya volume lalu lintas yang lewat Jakarta-Cikampek sudah melebihi kapasitas tampung," kata dia kepada detikFinance, Minggu (4/11/2018).

Dia mengatakan, kapasitas yang berlebih itu ditunjukkan dengan banyak kendaraan yang melewati bahu jalan. Agus mengatakan, sebenarnya jalur tol tidak berkurang dengan adanya proyek, tapi karena ada bahu jalan yang dipakai untuk pekerjaan proyek maka lalu lintas terganggu.

"Bahu jalan kemakan pagar proyek. Sekarang pengguna jalan secara lajur tak berkurang. Cuma di titik tertentu ada penyempitan bahu jalan. Ada pindah lajur kiri kanan tidak lurus, itu dampaknya sangat signifikan menganggu lalu lintas karena volume Jakarta-Cikampek memang sudah sangat tinggi apalagi ada proyek," ungkapnya.

Agus mengaku tak ingat kapasitas kendaraan tol saat ini. Yang pasti, kata Agus, ada hitungannya.

Selain itu, Agus menuturkan, kemungkinan macetnya Tol Jakarta-Cikampek dipengaruhi oleh banyaknya kendaraan besar.

"Kalau normal karena kendaraan besar, volume tinggi, ditambah titik tertentu ada pagar proyek, tidak lurus, sehingga manuver jalan terganggu," paparnya.

Agus mengatakan, kontruksi tol ini diperkirakan rampung pada kuartal III 2019. Kemungkinan, tol ini operasi di kuartal IV 2019.

"Selesai konstruksi dulu, perkiraan pertengahan tahun triwulan III, setelah selesai ada masa pemeriksaan. Uji layak fungsi, jadi kalau ditanya operasi kita mengharapkan di akhir tahun artinya triwulan IV dioperasikan. Tapi selesai konstruksi triwulan III," terangnya.

Agus Setiawan mengatakan, perusahaan melakukan sejumlah upaya supaya pembangunan tidak menimbulkan efek macet parah. Di antaranya, kata dia, untuk pekerjaan berat seperti memutar girder dilakukan di tengah malam hingga dini hari.

"Tantangan yang jelas kalau untuk pembangunan di ruas yang operasi, otomatis management traffic, yang tidak ditemui di proyek-proyek lain yang bener-bener kosong," katanya.

Bukan hanya itu, supaya macet tidak parah, pengangkutan material berat juga dilakukan pada waktu yang sama yakni tengah malam hingga dini hari.

"Misalnya dari teman-teman Bukaka ngirim girder ke lokasi naik ke atas harus dikirim saat window time saat Jakarta-Cikampek kosong," ungkapnya.
Dengan cara tersebut, dia berharap pembangunan tol tidak menimbulkan macet parah. Sebab, pekerjaan berat dilakukan saat volume lalu lintas tidak padat.

"Jadi sebetulnya relatif untuk pekerjaan Jakarta-Cikampek waktu biasa dikerjakan di-median yang tidak mengganggu lalu lintas. Sedangkan, untuk pekerjaan yang mengganggu misal memutar girder di atas kemudian mengangkat balok girder dari lokasi pembuatan di KM 25 tempat Bukaka harus di saat lalu lintas nggak setinggi kondisi normal," terangnya.

Lebih lanjut, Agus mengatakan, dengan adanya tol ini maka Jakarta-Cikampek tak lagi macet. Nantinya, kendaraan pribadi akan diarahkan ke tol layang. Sementara, kendaraan berat akan tetap melintas di tol eksisting.

"Jadi di atas (tol layang) rencana 2 lajur ke arah barat, 2 lajur ke Jakarta. Rata-rata di atas diharapkan bisa mengurangi kendaraan pribadi, angkutan umum. Karena di atas kalau kendaraan besar mungkin perlu berhenti untuk istirahat, kalau di atas lalu lintas terus. Kita berharap membagi kendaraan kecil menggunakan di atas," jelasnya.

Namun, Agus menyadari, tol layang ini nantinya juga berpotensi padat menimbang tumbuhnya penjualan kendaraan.

"Jasa Marga membangun jalan di atas, dengan harapan memperlancar kendaraan ke arah timur. Apakah bisa mengurai kemacetan, pasti. Tapi tahun-tahun setelahnya volume berkembang, wilayah berkembang, mungkin suatu ketika akan kembali padat," tutupnya.

Progres pembangunan proyek Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated secara keseluruhan telah mencapai 54% dan ditargetkan operasi Juni 2019. PT Bukaka Teknik Utama Tbk bertindak sebagai sub kontraktor dalam proyek ini. Bukaka menyatakan, proyek ini terus berlanjut dan tidak mengalami kendala yang berarti.

"Secara total 54%, Insya Allah kita kebut Lebaran ini bisa dipakai secara operasional. Ada berapa kendala-kendala lalu lintas macam-macam. Tapi bisa teratasi dengan baik," kata Direktur Utama Bukaka, Irsa Kamarudin di Lapangan Monas Jakarta, Minggu (4/11/2018).

Irsa melanjutkan, Bukaka mengerjakan kerangka pada proyek Tol Japek II Elevated ini. Dia bilang, bagian yang dikerjakan secara persentase mencapai 42%.

"Memang main core Waskita dan Acset, Bukaka subkon. Tapi seluruh steel-nya Bukaka. 54% secara total Japek. Kalau Bukaka sekitar 42%, karena Bukaka kerja bisa pasang steel setelah pier atau kolomnya selesai. Tapi kita sama-sama. Waskita, Acset, Bukaka bersama-sama percepat proyek ini. Kalau nggak kasian, macet terus," jelasnya.

Irsa kembali mengatakan, tol ini bakal beroperasi Juni 2019. Dia optimistis proyek ini cepat rampung apalagi Bukaka punya pengalaman membangun jembatan.

"Kita target Juni sudah operasi, itu bisa, karena jembatan 36,8 km, kita bisa kerja simultan itu yang kita pikirkan jangan mengganggu lalu lintas," terangnya.

"Kalau jembatan, Bukaka itu dari tahun 1995 kita bikin seluruh Indonesia, bukan Japek aja. 1995 sudah 5 km jembatan kalau disambung-sambung," tutupnya.

Hide Ads