Beras Menumpuk di Gudang Bulog, Kok di Cipinang Menipis?

Beras Menumpuk di Gudang Bulog, Kok di Cipinang Menipis?

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Jumat, 09 Nov 2018 07:46 WIB
Beras Menumpuk di Gudang Bulog, Kok di Cipinang Menipis?
Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Direktur Perum Bulog Budi Waseso kemarin melakukan kunjungan ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

Hasilnya, mereka menemukan fakta menipisnya pasokan beras medium yang mengakibatkan kenaikan harga.

Padahal, saat ini pasokan beras di gudang Perum Bulog melimpah. Apa masalahnya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirangkum detikFinance, Jumat (9/11/2018) begini ulasan selengkapnya:

Harga beras jenis medium di PIBC mengalami kenaikan menjadi Rp 10.200 per kilogram (kg). Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah adalah Rp 9.450.

Hal tersebut berdasarkan pantauan yang dilakukan detikFinance, Kamis (8/11/2017). Adapun, kenaikan harga tersebut berlangsung sejak dua minggu yang lalu.

Salah satu pedagang, Wita mengatakan harga beras medium saat ini dijual Rp 9.600 hingga Rp 10.200 per kg dari sebelumnya Rp 9.300 per kg.

"Iya sekarang naik, sejak dua minggu yang lalu. Medium sekarang naik Rp 9.600 sampai Rp 10.200 per kg," jelas dia.

Ia memaparkan bahwa kenaikan harga beras medium juga disebabkan oleh harga gabah yang meningkat. Harga gabah yang meningkat juga dipengaruhi oleh musim.

Sementara itu, Direktur Utama PT Food Station Arief Prasetyo Adi juga menjelaskan ada kenaikan harga beras medium dari sebelumnya Rp 8.700 per kg menjadi Rp 9.150 per kg.


Kenaikan harga beras jenis premium terjadi karena stok beras yang menipis di PIBC. Pasalnya, dari stok beras sebanyak 50 ribu ton, 80% di antaranya merupakan jenis premium.

"(Pasokan) 80% itu jenis premium. Medium kita lebih sedikit," kata Direktur Utama PT Food Station Arief Prasetyo Adi di PIBC, Jakarta, Kamis (8/11/2018).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan menipisnya pasokan tersebut dikarenakan adanya anomali perubahan kualitas beras, yang seharusnya medium dijual menjadi premium.

Ia mengungkapkan, anomali tersebut dilakukan untuk mencari untung karena margin yang jauh lebih tinggi.

"Medium ini cenderung di-up ke premium. Ini dilakukan karena ekuilibirum baru yang terjadi," ungkap dia.

Kepala Satgas Pangan Setyo Wasisto mengatakan pasokan beras yang menipis dikarenakan adanya anomali penjualan beras medium menjadi jenis premium.

"Dengan adanya anomali stok (beras medium dijual sebagai jenis premium) banyak harga (beras) naik," kata dia di PIBC, Jakarta, Kamis (8/11/2018).

Untuk itu, ia mengungkapkan akan melakukan pengawasan dengan membawa sampel beras ke laboratorium. Hal itu dilakukan agar anomali penjualan beras tidak terjadi berkelanjutan.

"Tugas saya sebagai satgas pangan untuk melakukan pengawasan. Kita akan ngecek di pasaran dan melakukan di laboratorium juga pada kualitas beras sehingga sesuai kreteria kalau beras premium atau medium," pungkas dia.

Pemerintah mengaku pasokan beras jenis medium di PIBC telah menipis dan menyebabkan kenaikan harga. Tapi anehnya, pasokan di gudang Perum Bulog justru masih banyak.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjelaskan seharusnya tidak ada alasan harga beras medium mengalami kenaikan. Pasalnya, cadangan beras di gudang Perum Bulog ada sebanyak 2,7 juta ton.

Alhasil, masyarakat seharusnya tidak perlu khawatir dengan adanya kenaikan harga.

"Stok beras banyak, ada 2,7 juta ton. Jadi hari ini nggak ada alasan harga naik karena supply banyak," kata dia di Pasar Induk Beras Cipinang, Kamis (8/11/2018).

Di sisi lain, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan pihaknya sendiri rutin melakukan operasi pasar untuk menyalurkan beras yang ada di gudang. Namun, beras tersebut justru tidak terserap banyak.

Sebab, sampai saat ini pasokan beras di pasaran masih dalam jumlah dan harga yang wajar. Sehingga operasi pasar tak terserap sesuai target.

"Operasi pasar setiap hari kita berharap diserap 15 ribu ton untuk stabilisasi. Tapi nyatanya serapan kecil," ungkap dia.

Maka dari itu, pihaknya menilai ada anomali penjualan beras medium menjadi premium. Untuk itu ia meminta satgas pangan untuk turun tangan gun memastikan penjualan beras medium di pasaran sesuai dengan kriteria.

"Ini ada anomali dan kita serahkan ke satgas pangan. Kita imbau saudara jangan ubah (jenis beras). Premium ya premium," tutupnya.

Hide Ads