Kenaikan harga beras jenis premium terjadi karena stok beras yang menipis di PIBC. Pasalnya, dari stok beras sebanyak 50 ribu ton, 80% di antaranya merupakan jenis premium.
"(Pasokan) 80% itu jenis premium. Medium kita lebih sedikit," kata Direktur Utama PT Food Station Arief Prasetyo Adi di PIBC, Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan menipisnya pasokan tersebut dikarenakan adanya anomali perubahan kualitas beras, yang seharusnya medium dijual menjadi premium.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Medium ini cenderung di-up ke premium. Ini dilakukan karena ekuilibirum baru yang terjadi," ungkap dia.
Kepala Satgas Pangan Setyo Wasisto mengatakan pasokan beras yang menipis dikarenakan adanya anomali penjualan beras medium menjadi jenis premium.
"Dengan adanya anomali stok (beras medium dijual sebagai jenis premium) banyak harga (beras) naik," kata dia di PIBC, Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Untuk itu, ia mengungkapkan akan melakukan pengawasan dengan membawa sampel beras ke laboratorium. Hal itu dilakukan agar anomali penjualan beras tidak terjadi berkelanjutan.
"Tugas saya sebagai satgas pangan untuk melakukan pengawasan. Kita akan ngecek di pasaran dan melakukan di laboratorium juga pada kualitas beras sehingga sesuai kreteria kalau beras premium atau medium," pungkas dia.