Lalu, pemerintah akan mengubah strategi SMK dari sebelumnya berbasis supply menjadi demand. Artinya para SMK akan mencetak lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.
Untuk melakukan hal itu, para SMK diminta untuk bekerjasama dengan para perusahaan. Perusahaan juga akan diikut sertakan membuat kurikulum. Bahkan sekitar 70% kurikulum yang dibuat ditentukan oleh perusahaannya.
"Kalau misalnya dengan Alfamart ya kurikulumnya dari Alfamart. Soal kerja di Alfamart atau tidak yang penting sudag disertifikat oleh Alfamart. Begitu juga dengan Mitsubishi misalnya. Jadi itu anak dilatih dengan standar dari Mitsubishi. Jadi bukan ijazahanya yang penting tapi sertifikatnya," terang Muhadjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti ijazahnya tidak penting, yang penting itu sertifikatnya dia bisa bekerja," terangnya.
(das/ang)