Beberapa bank telah mendirikan kantor baru di tempat lain di Uni Eropa untuk melindungi operasi regional mereka setelah Brexit. Perusahaan yang lain menggerakkan asetnya guna melindungi klien dari volatilitas pasar dan perubahan mendadak dalam regulasi.
Mengutip CNN, Minggu (13/1/2019) konsultan ekonomi Ernst and Young (EY), mengatakan perkiraan penyusutan tersebut mewakili sekitar 10% dari total aset sektor perbankan Inggris. Itupun masih merupakan "perkiraan konservatif" karena beberapa bank belum mengungkapkan rencana pemindahan aset mereka, EY sendiri telah melacak 222 perusahaan jasa keuangan terbesar Inggris sejak referendum Brexit pada Juni 2016.
"Data kami hanya mencerminkan gerakan yang telah diumumkan secara publik. Kami tahu bahwa di balik layar perusahaan terus merencanakan skenario 'tidak ada kesepakatan'," kata Omar Ali, kepala layanan keuangan EY.
Inggris sendiri dijadwalkan meninggalkan Uni Eropa hanya dalam 81 hari ke depan. Tetapi Perdana Menteri Theresa May belum mendapatkan dukungan di parlemen Inggris untuk kesepakatan perceraian yang dia lakukan dengan anggota Uni Eropa lainnya. Parlemen Inggris akan melakukan pemungutan suara perihal kesepakatan tersebut minggu depan, dan jika May pada akhirnya gagal mendorong kesepakatan maka Ingggris berpeluang keluar dari Uni Eropa dengan skenario tanpa kesepakatan.