Tercatat, Deutsche Bank (DB), Goldman Sachs (GS) dan Citi (C) telah memindahkan sebagian bisnis mereka dari Inggris. Daerah Dublin, Luksemburg, Frankfurt dan Paris menjadi tujuan paling populer perusahaan-perusahaan tersebut.
"Semakin dekat kita pada 29 Maret tanpa kesepakatan. Semakin banyak aset yang ditransfer dan jumlah karyawan dipekerjakan secara lokal atau dipindahkan," tambah Ali.
Bukan hanya kelesuan yang terjadi di sektor industri keuangan saja, ekonomi Inggris secara luas pun menderita karena Brexit. Inflasi melonjak dan kepercayaan konsumen pun turun, merugikan sektor ritel negara itu. Investasi bisnis juga telah turun secara dramatis, ketika banyak perusahaan menunda rencana investasinya karena ketidakpastian.
Pabrikan besar, termasuk Airbus, telah memperingatkan mereka mungkin harus keluar dari Inggris jika ada Brexit yang tidak memiliki kesepakatan. Bahkan grup teknik Jerman Schaeffler menutup dua pabrik di Inggris karena ketidakpastian. Masyarakat Produsen dan Pedagang Motor Inggris juga mengatakan pendaftaran mobil baru di negara itu turun 6,8% pada tahun 2018, yang merupakan tahun kedua penurunan berturut-turut.