Kepala BPS Suhariyanto mengatakan hampir semua golongan impor mengalami kenaikan. Total impor Indonesia sepanjang Maret 2019 tercatat naik 10,31% dibanding Februari 2019 menjadi US$ 13,49 miliar.
Naiknya impor ditopang oleh peningkatan pada nilai impor non migas sebesar 12,24% yang sebesar US$ 1,3 miliar. Sedangkan impor migas tercatat turun US$ 42,8 juta (-2,7%).
Meski impor naik, neraca dagang Indonesia pada Maret 2019 masih tertolong oleh ekspor yang tembus US$ 14,03 miliar. Hasilnya, neraca dagang kembali mencatatkan surplus, kali ini jumlahnya US$ 540 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan nilai impor menurut penggunaan barang, baik barang konsumsi, bahan baku atau penolong dan barang modal selama Maret 2019 naik dibanding bulan sebelumnya. Impor barang konsumsi naik 13,49%, bahan baku/penolong naik 12,34% dan barang modal naik 0,47%.
"Barang konsumsi yang naik di antaranya impor mesin AC, anggur fresh dari Australia. Lalu impor jeruk mandarin, dan karena dekat Ramadan ada impor kurma umumnya dari Tunisia," kata Suhariyanto.
"Untuk bahan baku barangnya yang naik itu ada gold, gasoline, mobile telephone tanpa baterai. Dan barang modal itu ada water heater, laptop, barang elektronik dan beberapa jenis kendaraan truk," tambahnya.