detikFinance telah menghubungi beberapa operatol jalan tol baik perusahaan pelat merah atau BUMN maupun swasta yang beroperasi di tanah air. Seperti PT Jasa Marga (Persero), yang mengaku memiliki program pemberdayaan pegawai yang terkena dampak kebijakan otomatisasi.
PT Jasa Marga pernah mengungkapkan bahwa penerapan elektrifikasi pada gerbang tol memberikan dampak kepada 1.351 penjaga gerbang tol. Corporate Secretary (Corsek) Jasa Marga Agus Setiawan mengatakan, program pemberdayaan pegawai tersebut dinamakan Alife.
Adapun, dalam program tersebut para pegawai yang terkena dampak otomatisasi diberikan pilihan-pilihan, mulai dari alife pertama pindah menjadi staf di kantor pusat. Kedua, pindah menjadi staf di kantor cabang. Ketiga, menjadi pegawai di anak usaha. Keempat, menjadi wiraswasta di rest area jalan tol milik perseroan. Kelima, pensiun dini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama juga dilakukan oleh operator jalan tol swasta seperti PT Astra Infra Toll Road yang memutuskan untuk mengalokasikan petugas gerbang tol ke bagian lain. Head of Corporate Communication PT Astra Infra Toll Road Danik Irawati mengatakan pihaknya sampai saat ini masih mengalokasikan penjaga gerbang tol ke bagian lain yang berada di kantor gerbang tol.
"Kalau ngomong elektrifikasi kan tidak semua hilang, di gerbang tol kan ada pengawas itu kan ada yang disalurkan ke fungsi-fungsi itu, ada yang disalurkan ke fungsi lain. Intinya itu," jelas Danik.
Simak Video "Video: Nego Tarif Trump, Indonesia Bakal Impor Produk AS Senilai Rp 547 T"
[Gambas:Video 20detik]