9.358 Ha Sawah Gagal Panen Gara-gara Kekeringan

9.358 Ha Sawah Gagal Panen Gara-gara Kekeringan

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 08 Jul 2019 13:02 WIB
Belasan Hektar Sawah di Cirebon Kering Kerontang (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)
Jakarta - Memasuki musim kemarau, terdapat 102.746 hektare sawah di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara mengalami kekeringan dan sudah memasuki status siaga. Hal tersebut menyebabkan 9.358 hektare sawah padi di Jawa dan Nusa Tenggara mengalami gagal panen atau puso.

"Terdapat lebih kurang 100 kabupaten/kota dengan total luasan 102.746 hektare dan puso 9.358 hektare," kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edhy Wibowo di rapat koordinasi mitigasi dan adaptasi kekeringan, di Jakarta, Senin (8/7/2019).

Sebanyak 9.358 hektare (ha) tersebut terbagi di sejumlah wilayah, yakni Jawa Tengah 1.893 Ha, Daerah Istimewa Yogyakarta 1.757 Ha, Jawa Timur 5.069 Ha, dan Nusa Tenggara Timur 15 Ha.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Lalu, Dirjen Tanaman Pangan Sumardjo Gatot Irianto mengatakan, bagi petani yang gagal panen tersebut dapat melakukan klaim asuransi bagi yang memiliki asuransi usaha tani padi (AUTP). Sedangkan, bagi yang tak memiliki AUTP akan diberi bantuan benih. Namun, apabila petani tersebut tak bisa lagi menanam padi maka diberi alternatif menanam jagung dan kedelai.

"Kalau dia (petani padi) AUTP bisa klaim. Kalau dia tidak (memiliki AUTP), kita kasih bantuan benih. Tapi kalau nggak bisa tanam padi berarti kasih jagung dan kedelai," ungkap Gatot.

Kemudian, Gatot mengatakan pihaknya akan mempersiapkan 670.000 Ha area tanam baru yang berpotensi mengkompensasi sawah-sawah yng gagal panen.

"670.000 Ha tadi potensinya. Kalau ini dikerjakan 3/4 nya saja sudah dahsyat itu," ujar Gatot.

Kemudian, ia mengatakan pihaknya baru akan menurunkan bibit ke area tanam baru tersebut.

"Ini kan baru mulai kita tanami. Kita berkas (identifikasi wilayah), nanti baru kita turunkan benihnya. Ini benih unggul nasional," terang Gatot.


Dengan benih unggul yang memiliki potensi produktivitas mencapai 5-7 ton per Ha, maka area tanam baru tersebut diproyeksikan panen Agustus atau September.

"5,6,7, (per Ha) ton lah bisa. Iya, bisa dipanen Agustus atau September," tambahnya.


(dna/dna)

Hide Ads