Investasi Naik 9%, Tapi Masih Terpusat di Jawa

Investasi Naik 9%, Tapi Masih Terpusat di Jawa

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 31 Jul 2019 08:43 WIB
1.

Investasi Naik 9%, Tapi Masih Terpusat di Jawa

Investasi Naik 9%, Tapi Masih Terpusat di Jawa
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan adanya pertumbuhan realisasi investasi yang terdiri dari penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Namun investasi di Indonesia belum begitu merata dan masih terpusat di Pulau Jawa. Sementara luar Jawa belum menjadi pemegang investasi mayoritas di Indonesia.

Lantas bagaimana pertumbuhan investasi di Indonesia? Bagaimana agar lebih merata di seluruh Indonesia? Ini berita selengkapnya.
Sepanjang Januari-Juni atau semester I-2019, realisasi investasi tumbuh sebesar 9,4%, dari Rp 361,6 triliun menjadi Rp 395,6 triliun.

"Jadi kalau saya boleh menyampaikan tema utama hari ini ya, mungkin satu kalimat yaitu the recovery continue atau pemulihan tren investasi berlanjut," kata Kepala BKPM Thomas Lembong dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (30/7/2019).

Jika dirincikan, total investasi terdiri atas realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 182,8 triliun atau naik 16,4%, dan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 212,8 triliun atau naik 4,0% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

BKPM juga merilis realisasi investasi periode triwulan II-2019 mencapai Rp 200,5 triliun atau naik 13,7% dibandingkan dengan periode yang sama 2018.

Selama triwulan II-2019, realisasi PMDN Rp 95,6 triliun atau naik 18,6% dan realisasi investasi PMA Rp 104,9 triliun atau naik 9,6% dibandingkan dengan periode yang sama 2018.

"Jadi tren investasi mulai pulih di akhir 2018 dan ini terus berlanjut di triwulan I-2019 dan berakselerasi di triwulan II-2019," tambah Lembong.

Sasaran lokasi investasi sepanjang Januari-Juni atau semester I-2019 masih didominasi Pulau Jawa. Realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 218,1 triliun atau memegang porsi 55,1%. Sedangkan di luar Pulau Jawa sebesar Rp 177,5 trilliun atau memegang porsi 44,9%.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan pemerintah mendorong investasi agar lebih merata ke luar Pulau Jawa. Sebagai contoh adalah industri di Morowali, Sulawesi Tengah, serta Weda Bay, Maluku Utara.

"Contohnya smelter nikel di Morowali dan Weda Bay. Pada dasarnya Sulawesi Tengah sampai Maluku ini sentra produksi, sentra ekspor untuk nikel dan turunannya. Jadi kita pasti bantu apa saja yang bisa kita bantu untuk terus melestarikan perkembangan di sana," kata Lembong dalam konferensi pers di kantor BKPM, Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Berikutnya adalah mendorong sektor pariwisata. Dari 10 Bali baru yang dikembangkan pemerintah, ada empat yang jadi super prioritas, dan tiga di antaranya di luar Jawa.

"Di pariwisata, kita fokus pada tempat seperti Labuan Bajo dan tentunya yang diumumkan presiden, dari 10 Bali baru ada yang super prioritas, yakni Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo dan Borobudur," jelasnya.

Dia mencontohkan Labuan Bajo, di mana atas gagasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan PM Singapura Lee Hsien Loong, membentuk Indonesia-Singapore Business Council (ISBC). ISBC dipimpin Kepala Economic Development for Singapore dan Kepala BKPM.

"Itu ada pelaku perhotelan yang sedang mengembangkan resort, investasi pariwisata di Labuan Bajo, Komodo. Upaya BKPM dorong investor di luar Pulau Jawa," ujarnya.

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani, dalam paparannya mengatakan ada beberapa hal yang dilakukan pihaknya, salah satunya untuk mendorong investasi asing.

"BKPM akan meningkatkan pemantauan atas realisasi perizinan berusaha melalui sistem Online Single Submission (OSS) termasuk memfasilitasi permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha dalam merealisasikan investasinya," katanya dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (30/7/2019).

Sebanyak 10 negara dengan nilai investasi terbesar di Indonesia, pada urutan pertama adalah Singapura US$ 3,4 miliar, disusul Jepang US$ 2,3 miliar, dan Tiongkok US$ 2,3 miliar.

Selanjutnya urutan keempat adalah Hong Kong US$ 1,3 miliar, dilanjutkan Malaysia US$ 1 miliar, dan Belanda US$ 738 juta, serta Amerika Serikat (AS) US$ 631,7 juta.

Pada urutan ketujuh hingga sepuluh secara berturut-turut adalah Korea Selatan US$ 544,4 juta, Kepulauan Virgin Inggris US$ 385,4 juta, dan Thailand US$ 262,2 juta.

Hide Ads