Arus Duit Jepang Bergeser dari Otomotif ke Startup

Arus Duit Jepang Bergeser dari Otomotif ke Startup

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 01 Agu 2019 08:17 WIB
Arus Duit Jepang Bergeser dari Otomotif ke Startup
Foto: Dikhy Sasra

Perusahaan pemilik modal besar mulai gencar menyuntikan modal ke perusahaan rintisan (startup) yang beroperasi di Indonesia. Sebut saja Mitsubishi ke Go-Jek dan Softbank ke Grab.

Padahal biasanya perusahaan Jepang seperti Mitsubishi berinvestasi di sektor otomotif. Memang Grab dan Go-Jek berkaitan dengan otomotif, tapi tetap saja industri startup bisa dibilang masih dalam masa 'bakar duit'.

Menurut Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad para perusahaan pemodal Jepang itu sadar bahwa di masa depan data merupakan yang paling penting. Data juga bisa menunjang bisnisnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sektor masa depan adalah data, data tersebut dapat menjadi ekosistem bisnis. Dari transportasi menjadi sistem pembayaran maupun jasa lain yang nilainya lebih besar dari pada bisnis berbasis fisik secara langsung," ujarnya kepada detikFinance, Rabu (31/7/2019).

Perusahaan startup memang tengah bakar duit. Tapi duit yang dibakar itu menghasilkan data-data yang dianggap sebagai harta karun.

Sebenarnya, lanjut Tauhid, pergeseran kejayaan sektor usaha sudah terlihat jelas. Saat ini perusahaan-perusahaan teknologi yang menjadi jawara di dunia usaha secara keseluruhan

"Wajar Forbes pada 2019 menempatkan perusahaan Google, Facebook, Amazon, Alibaba sebagai perusahaan terbesar di dunia, mengalahkan bisnisnya Apple, Samsung dan sebagainya dalam waktu cepat," tambahnya.

Menurut Tauhid perusahaan Jepang sadar bahwa kedepan bisnis-bisnis yang dijalani seperti otomotif akan tergeser dengan perusahaan berbasis teknologi informasi.

"Itu yang menjadi incaran banyak pemilik modal karena return bisnis ini sangat cepat meskipun harus membakar uang," tutupnya.

Hide Ads