Arus Duit Jepang Bergeser dari Otomotif ke Startup

Arus Duit Jepang Bergeser dari Otomotif ke Startup

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 01 Agu 2019 08:17 WIB
Arus Duit Jepang Bergeser dari Otomotif ke Startup
Foto: Pool (Nikei)

Perusahaan pemilik modal Jepang mulai membiidik perusahaan-perusahaan rintisan (startup). Disinyalir salah satu penyebabnya adalah mulai memlempemnya industri otomotif.

Di dalam negeri saja tercermin dari penjualan kendaraan. Penjualan mobil Juni 2019 mencapai 59.539 unit turun hampir 30% atau tepatnya 29,24 persen dibanding Mei 2019 yang mencapai 84.146 unit.

Selain itu dari sisi global, salah satu produsen mobil terbesar di Jepang, Nissan juga mulai menunjukan kesengsaraannya. Perusahaan bahkan sampai harus melakukan PHK terhadap belasan ribu pegawainya termasuk di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini fenomena global. Perkembangan revolusi industri 4.0 dan digital ekonomi yang membuat otomotif juga melemah," kata Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad kepada detikFinance, Rabu (31/7/2019).

Menurutnya salah satu penyebab melesunya industri otomotuf adalah munculnya mobil listrik. Hampir selurug dunia termasuk Indonesia mulai mengusahakan mengembangkan mobil listrik.

Selain itu, ternyata perkembangan startup juga menjadi penyebabnya. Munculnya perusahaan aplikask berbasis transportasi membuat masyarakat mengerem diri untuk membeli mobil.

"Sisi lain jelas adalah persaingan global antar perusahaan serta munculnya Grab Car dan Gocar juga mengurangi minat orang memiliki mobil," tambahnya.

(das/ang)
Hide Ads