Tidak lama berselang tepatny kemarin Jumat (9/8/2018), Sri Mulyani lebih tajam lagi mengkritik capaian sektor pendidikan tanah air. Bahkan dia bilang, kualitas SDM nasional tertinggal oleh Vietnam.
"Karena 10 tahun mengadopsi 20% namun hasilnya tidak seperti di Vietnam, dari berbagau macam tes yang kita dapatkan tidak memuaskan seperti yang kita harapkan, anggaran tetap dialokasikan," kata Sri Mulyani saat diacara Seminar Nasional Transformasi Ekonomi untuk Indonesia Maju di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Kualitas pendidikan Indonesia berdasarkan PISA (Programme for International Student Assesment) Test, kata Sri Mulyani kalah dengan negara tetangga seperti Vietnam. Padahal, posisi alokasi anggarannya sama-sama 20% dari total APBN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, Sri Mulyani bilang penggunaan dana pendidikan banyak tersebar ke beberapa pos, seperti guru, sertifikasi, hingga operasional sekolah yang tersentralisasikan kepada pemerintah daerah.
Salah satu evaluasi, kata Sri Mulyani dilakukan dengan adanya fokus peningkatan kualitas SDM oleh Presiden Jokowi pada lima tahun ke depan di periode kedua sebagai Kepala Negara.
Sehingga, sasaran pengalokasian dana pendidikan yang sebesar 20% dari total APBN bisa dimanfaatkan untuk yang umun maupun khusus seperti vokasional.