Seperti diungkapkan oleh Pengamat Politik Hendri Satrio, Amran merupakan sosok menteri yang selama memimpin Kementerian Pertanian (Kementan) kurun waktu hampir lima tahun bekerja tanpa batas. Menurutnya, Amran memiliki program terobosan dan strategis dalam mempercepat pencapaian swasembada pangan, tindak tegas mafia pangan dan menciptakan pemerintahan yang bersih.
"Mentan Amran di hari libur tetap bekerja dan selalu di lapangan. Sabtu Minggu bekerja sampai malam, rapat maraton bersama Eselon I, dinas pertanian dan para mitra. Artinya, kalaupun masa jabatan tinggal satu bulan lebih, tidak pernah mengenal waktu," tegas Hendri, dalam keterangan tertulis, Senin (26/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendri menjelaskan kebijakan dan program yang dijalankan kurun waktu hampir 5 tahun ini selalu ada di totok nadi atau menyentuh titik yang tepat pada masalah pangan yang dihadapi negara. Misalnya, dalam masalah harga pangan yang tidak pernah tuntas, namun Kementan tidak hanya mengambil kebijakan operasi pasar, tapi yang dilakukan adalah menumpas mafia pangan yang menjadi biang kerok gejolak harga.
"Ya tidak heran, Mentan Amran pun pakai baju kaos atau baju santai memimpin rapat sampai larut malam. Rapat sebelumnya juga seperti itu. Padahal ini kan masa jabatannya hanya menghitung hari. Tapi beliau tetap optimal bekerja, memacu pertanian agar terus maju," jelasnya.
Hendri menambahkan dari kacamata politik, Amran menjalankan kebijakan pembangunan pertanian yang sangat memperhatikan kesejahteraan petani dan menggenjot hasil pertanian secara signifikan. Melalui arah kebijakan tersebut, menurutnya pertanian Indonesia saat ini disegani dunia karena berhasil menghentikan impor komoditas strategis yang selama ini berlangganan impor seperti beras, jagung, cabai, telur dan bawang merah.
"Alhasil, dengan mengacu hasil riset yang dilakukan Bappenas menyimpulkan belanja barang pada periode 2016-2017, mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 0,08%. Sementara belanja modal hanya mendorong 0,03%. Anggaran yang sudah dikeluarkan oleh Kementan memiliki peran lebih terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Setiap peningkatan 1% belanja alsintan, terjadi peningkatan subsektor pertanian, peternakan dan jasa pertanian di daerah sebesar 0,33%," terangnya.
Menurut Hendri, indikator keberhasilan lainnya juga dapat dilihat pada peningkatan ekspor, PDB pertanian, penurunan angka inflasi dan kemiskinan di pedesaan. Menurut data BPS, rata-rata kenaikan ekspor pertanian per tahun sebesar 2,4 juta ton dan tercatat sejak pemerintahan Jokowi-JK, ekspor naik 9 juta ton. Tahun 2013, total ekspor hanya 33 juta ton, namun di tahun 2018 mencatat nilai tertinggi yakni 42,5 juta ton.
"Yang tidak kalah hebat, terjadinya penurunan inflasi bahan makanan yang sangat signifikan dari 10,57% tahun 2014 menjadi 1,69% pada tahun 2018," bebernya.
"Kinerja pertanian di tangan Mentan Amran pun berhasil mengangkat nilai PDB Pertanian. Dari target PDB 3,5%, pertanian mampu menembus 3,7%. Begitu pun penduduk miskin di pedesaan menurun dari 14,17 % pada tahun 2014 menjadi 13,2 % pada tahun 2018," tambahnya.
Oleh karena itu, Hendri menegaskan rentetan keberhasilan ini bukan dicapai begitu saja, namun karena Amran memiliki prinsip kerja yang mulia, berpegang teduh pada hadist atau sabda Rasululllah. Yakni 'sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanamnya sebelum terjadinya kiamat maka hendaklah dia menanamnya'.
"Nah ini karena Amran sosok menteri yang bekerja tidak kenal waktu. Hingga akhir masa jabatanya pun, semakin kencang turun ke lapangan dan mimpin rapat sampai-sampai di hari libur. Secara politik, ini cara kerja yang penuh tanggung jawab demi kemajuan negara," tandasnya.
(akn/mul)