Pria yang berdomisili di Jakarta ini bercerita, membangun bisnisnya dengan nama Rumah Karung Goni di tahun 2014. Awal mula, ia mendapat tawaran dari seorang teman hanya untuk menjual bahan kain goni.
Namun, ia melihat peluang besar dengan membuat berbagai jenis tas dari bahan kain goni. Terlebih, goni merupakan bahan yang jarang dipakai dan menjadikannya sebagai sesuatu yang unik.
Memang, bisnisnya tak langsung berkembang pesat, dia mengaku memperkenalkan produknya ke masyarakat menjadi tantangan yang besar dalam membangun bisnis. Sebab itu, kegigihan dalam promosi perlu dilakukan agar brand yang dimiliki dikenal masyarakat luas.
Soal modal, bagi Fajri, yang paling besar adalah ide kreatif. Sementara, untuk modal uang dia menyebut tidak terlalu besar. Ia mengaku, mengeluarkan modal Rp 15 juta untuk mengembangkan Rumah Karung Goni.
"Yang menjadi modal kita di sini dan menjadi tantangan adalah ide kreatif, dan dari ide kreatif itu pula kita bisa mendapatkan modal uang, untuk modal berupa uang tidak terlalu besar," terang Fajri.
Saat memulai bisnis, ia hanya melayani dua jenis tas. Saat ini, ia bisa melayani 10 model tas. Fajri sendiri melayani minimal order 36 buah dengan harga sekitar Rp 35.000 per buah tergantung ukuran dan kualitas. Omzetnya jangan ditanya, sampai Rp 100 juta sebulan.
"Untuk (jumlah) item sih tidak menentu dan omzet belakangan ini sudah di atas Rp 100 juta," ujarnya.