Brebes -
Harga bawang merah di Brebes, Jawa Tengah, sejak dua pekan kemarin terjun bebas. Pemerintah diminta membeli hasil panen petani dengan harga layak. Untuk menekan angka kerugian akibat anjloknya harga, petani juga disarankan menunda penjualan hasil panen.
Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Juwari menegaskan, peran pemerintah sangat diperlukan dalam membantu petani saat harga turun. Salah satunya adalah membeli hasil panen petani dengan harga yang layak.
"Bulog saya minta melakukan penyerapan dengan harga layak. Agar petani tidak dirugikan," pintanya saat ditemui Senin (2/9/2019) siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Juwari, untuk mencapai harga impas (balik modal) bawang minimal sebesar Rp.13.000 per kilo. Itu pun belum termasuk keuntungan buat petani.
Harga tersebut didasari perhitungan biaya tanam yang dikeluarkan. Satu hektar lahan membutuhkan biaya Rp.120 juta yang dipakai untuk pembelian bibit, pupuk, obat obatan dan tenaga pekerja. Biaya tanam tersebut bisa ditutup bila harga bawang Rp.13.000/kg.
"Saat musim kemarau, ada biaya tambahan untuk irigasi karena harus menyedot air dengan mesin pompa. Jadi kalau harga di bawah Rp.13.000 petani masih rugi," terangnya.
Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Juwari, yang juga seorang petani bawang menyarankan agar petani menunda penjualan hasil panen. Atau setidaknya bawang hasil panen jangan langsung dijual ke pasar secara keseluruhan. Sementara sisa panen lainnya bisa disimpan di gudang gudang CAS (Controlled Atmosphere Storage)
yang ada di Brebes.
"Kami sudah mengimbau ke rekan rekan untuk menunda jual sebagian hasil panen. Jangan seluruhnya dibawa ke pasar. Semakin banyak dibawa ke pasar, maka harga akan jatuh karena barang menumpuk. Pasar itu kan kapasitasnya terbatas," sambung Juwari.
Di Brebes, terdapat lima unit gudang CAS milik Bulog dan Pemerintah setempat. Hanya saja sampai sekarang, gudang ini belum terisi. Gudang CAS ini memiliki kelebihan di banding gudang konvensional lainnya.
Dengan tekhnologi CAS ini sanggup menyimpan bawang dalam waktu enam bulan dengan jumlah penyusutan sangat sedikit yaitu enam persen. Kapasitas lima gudang berteknologi CAS masing-masing bisa menampung 13 ton bawang merah.
Senada dengan ABMI, Pemkab melalui Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Brebes meminta para petani bawang merah untuk menunda jual hasil panen. Kepala Bidang Perdagangan, Dinkopumdag Brebes Maryono mengatakan, pemerintah melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) saat ini sudah memiliki gudang bawang merah dengan teknologi Controlled Atmosphere Storage (CAS). Gudang itu belum dimanfaatkan secarsa optimal oleh para petani di Kabupaten Brebes.
"Para petani bisa menyimpan hasil panennya dengan tempat penyimpanan CAS dengan ketentuan Sistem Resi Gudang (SRG)," terang Maryono.
Dengan sistem resi gudang ini, barang yang disimpan ini bisa dijaminkan untuk mendapatkan permodalan dari lembaga keuangan yang ditunjuk oleh pemerintah.
Sehingga petani masih bisa tetap menjalankan usaha meski hasil panen belum terjual.
Harga bawang merah di tingkat petani saat ini Rp 11.000 - Rp 12.000 per kilo. Harga itu untuk bawang dengan kualitas super. Padahal sekitar dua pekan sebelumnya, bawang super berada pada angka Rp.17.000 per kilo.
Untuk bawang kualitas sedang, saat ini berada pada angka Rp.8.000 sampai Rp.9.000 per kilo. Di beberapa daerah di Brebes, bahkan ada yan harganya Rp
6.000 per kilo. Padahal, sebelumnya harga bawang kualitas sedang Rp 10.000 sampai Rp 11.000 per kilo.
Turunnya harga ini akibat panen raya di sentra sentra bawang yang terjadi pada saat ini. Daerah daerah sentra bawang selain Brebes yang sedang panen raya antara lain Kendal, Demak, Sragen, Pati dan Jawa Timur seperti Probolinggo serta Nganjuk.
Halaman Selanjutnya
Halaman