Peternak Kesal Harga Ayam Anjlok, Ngaku Rugi hingga Rp 2 T

Peternak Kesal Harga Ayam Anjlok, Ngaku Rugi hingga Rp 2 T

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 06 Sep 2019 07:26 WIB
1.

Peternak Kesal Harga Ayam Anjlok, Ngaku Rugi hingga Rp 2 T

Peternak Kesal Harga Ayam Anjlok, Ngaku Rugi hingga Rp 2 T
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Ratusan peternak ayam menggeruduk kantor Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution kemarin. Mereka menuntut pemerintah turun tangan menyelesaikan permasalahan harga ayam hidup yang anjlok.

Ada sekitar 100 lebih peternak ayam yang berkumpul di depan kantor Darmin. Peternak yang datang berasal dari Bandung, Bogor, Cirebon, dan beberapa kota di Jawa Tengah.

Informasi selengkapnya detikcom rangkum pada berita selanjutnya.
Salah satu peternak, Sugeng Wahyudi mengatakan anjloknya harga ayam hidup di tingkat peternak sudah menyentuh Rp 8.000 rupiah per kilogram (kg). Sugeng juga menjabat Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan)

"Satu bulan pasca tsunami (harga ayam anjlok) anjloknya harga ayam hidup (live bird/LB) Juni lalu, kembali harga LB menyentuh harga terendah di bulan Agustus 2019 yakni Rp 8.000 rupiah per kg," kata dia di lokasi aksi demonstrasi.

Pihaknya mencatat, dalam kurun 9 bulan di 2019, harga ayam hidup sudah dua kali anjlok di tingkat peternak. Penyebabnya diduga karena over supply produksi ayam hidup. Hal ini diyakini karena harga ayam hidup jauh merosot di bawah harga pokok produksi (HPP) peternak.

Menurutnya faktor-faktor penyebab jatuhnya harga ayam hidup sudah terlihat sejak Agustus 2018. Harga ayam hidup selalu di bawah HPP peternak yang puncaknya terjadi di Juni 2019 dan kembali terjadi di Agustus 2019.

Pihak peternak, lanjut dia sudah melakukan berbagai upaya agar pemerintah turun tangan menstabilkan harga. Namun pihaknya menilai tak ada solusi yang tepat sehingga peternak kembali menelan pil pahit.

"Namun tak pernah ada solusi yang jitu dan berkepanjangan. Tercatat puluhan rapat koordinasi dan evaluasi yang melibatkan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perekonomian sampai Bareskrim Polri semua upaya mentok," tambahnya.


Peternak mengeluhkan harga ayam hidup di tingkat peternak anjlok. Sugeng Wahyudi mengatakan, total kerugian ditaksir Rp 1,7 triliun sampai Rp 2 triliun bila dihitung secara nasional khusus untuk peternak kecil.

"Kalau saya hitung dari Januari, kalau saya rata-rata Rp 2 triliun itu (total kerugiannya). Untuk peternak-peternak kecilnya saja itu loh, belum yang perusahaan-perusahaan. Kalau perusahaan-perusahaan kan populasinya lebih banyak," kata dia di depan kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (5/9/2019).

Hitung-hitungannya adalah, jumlah produksi ayam peternak kecil secara nasional adalah 18 juta ekor per minggu. Rata-rata berat ayam adalah 1,6 kilogram (kg). Jadi totalnya 28,8 juta kg dan dikalikan 52 minggu yaitu menjadi 1.497.600.000 kg per tahun.

Selanjutnya 1.497.600.000 kg ayam hidup per tahun yang diproduksi peternak kecil dikalikan Rp 1.200 yang merupakan estimasi kerugian minimal per kg ayam. Maka total kerugiannya adalah Rp 1,7 triliun atau dibulatkan menjadi Rp 2 triliun.

Indonesia akan membuka keran impor daging ayam dari Brasil. Hal itu mau tak mau dilakukan karena Indonesia kalah dengan Brasil di World Trade Organization (WTO).

Di sisi lain harga ayam hidup dalam negeri sedang anjlok. Bila impor dari Brasil masuk ke Indonesia di tengah kondisi yang belum membaik, itu akan memperparah harga ayam dalam negeri.

"Jelas (akan memperparah anjloknya harga). Mestinya selesaikan dulu masalah dalam negeri dengan melindungi eksistensi peternak kecil ini," kata Sugeng Wahyudi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (5/9/2019).

Sejauh ini, lanjut dia memang belum begitu jelas mengenai impor ayam dari Brasil ini akan seperti apa. Tapi itu sudah pasti akan dilakukan. Ketika itu terjadi sebelum adanya pembenahan harga ayam, menurutnya akan membuat peternak lokal gigit jari.

"Kalau Brasil masuk pasti tambah berantakan. Bukan hanya (peternak) yang kecil yang berantakan, yang gede pun akan berantakan. Itu problemnya. Jadi benahi dulu industri dalam negeri ini," jelasnya.

Lantaran impor tersebut merupakan suatu keharusan, peternak meminta pemerintah memberikan kompensasi, yaitu membuat harga pakan dan sebagainya bisa lebih terjangkau. Dengan begitu mereka memiliki daya saing.

Hide Ads