Salah satu peternak, Sugeng Wahyudi mengatakan anjloknya harga ayam hidup di tingkat peternak sudah menyentuh Rp 8.000 rupiah per kilogram (kg). Sugeng juga menjabat Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan)
"Satu bulan pasca tsunami (harga ayam anjlok) anjloknya harga ayam hidup (live bird/LB) Juni lalu, kembali harga LB menyentuh harga terendah di bulan Agustus 2019 yakni Rp 8.000 rupiah per kg," kata dia di lokasi aksi demonstrasi.
Pihaknya mencatat, dalam kurun 9 bulan di 2019, harga ayam hidup sudah dua kali anjlok di tingkat peternak. Penyebabnya diduga karena over supply produksi ayam hidup. Hal ini diyakini karena harga ayam hidup jauh merosot di bawah harga pokok produksi (HPP) peternak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak peternak, lanjut dia sudah melakukan berbagai upaya agar pemerintah turun tangan menstabilkan harga. Namun pihaknya menilai tak ada solusi yang tepat sehingga peternak kembali menelan pil pahit.
"Namun tak pernah ada solusi yang jitu dan berkepanjangan. Tercatat puluhan rapat koordinasi dan evaluasi yang melibatkan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perekonomian sampai Bareskrim Polri semua upaya mentok," tambahnya.