Mendulang Rupiah dari Rias Jenazah

Mendulang Rupiah dari Rias Jenazah

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 23 Sep 2019 07:05 WIB
Mendulang Rupiah dari Rias Jenazah
Foto: Merias Jenazah

Profesi perias jenazah ternyata cukup menjanjikan. Tarifnya sekali merias jenazah berkisar antara Rp 500 ribu hingga belasan juta per kepala. Tergantung dari klien, permintaan, dan produk makeup yang dipakai.

Namun belum tentu mereka para perias profesional bisa merias jenazah. Sebab ada banyak trik yang harus diketahui untuk menjadi perias jenazah.

Elsa yang sudah merias jenazah sejak remaja mengatakan bahwa teknik merias wajah jenazah dengan orang yang masih hidup sama. Namun ada beberapa trik yang harus diketahui.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sama aja, tapi yang sulit adalah kita punya waktu cuma 2 jam setelah orang itu meninggal," tuturnya.

Kulit jenazah jika sudah meninggal lebih dari 2 jam biasanya pori-porinya sudah tertutup. Jika jenazah dirias setelah 2 jam maka sama saja seperti merias kaca, akan mudah terhapus. Sementara bagi orang Nasrani, Budha maupun Konghucu, jenazah baru bisa dikebumikan setelah beberapa hari melalui serangkaian acara.

Itu artinya perias jenazah harus siap kapanpun jika ada panggilan job. Sebab kematian manusia tentu tidak bisa dijadwalkan.

Selain itu, Elsa biasanya sebelum melakukan makeup dia sedikit wawancara dengan keluarga jenazah. Pertanyaaan yang pasti dia tanyakan adalah penyebab kematiannya.

Penyebab kematian akan menentukan warna kulit wajah saat meninggal. Elsa memberi contoh jika karena sakit jantung kulit wajah cenderung berwarna gelap, sedangkan jika karena sakit liver wajah akan berwarna kuning.

"Apalagi kalau meninggal karena bekas narkoba, itu wajahnya hitam, kulitnya terkelupas, mulutnya berbusa, ngeri lah. Kalau seperti itu saya harus konsentrasi banget, biasanya saya minta sendirian, enggak ditemenin keluarganya," terangnya.

Nah dengan mengetahui penyebab kematian, perias wajah bisa menentukan jenis makeup yang akan digunakan. Seperti warna alas bedak yang akan disesuaikan dengan warna kulit jenazah.

Bukan hanya itu, raut muka si jenazah juga menjadi tantangan perias tersendiri. Elsa yang bertahun-tahun menekuni sudah hafal raut wajah orang yang sudah mati.

Misalnya jika dahinya mengerut, biasanya sebelum meninggal si jenazah masih ada masalah yang belum terselesaikan. Ada juga jenazah yang matanya tidak tertutup sepenuhnya, bahkan ada juga yang masih mengeluarkan air mata.

Kondisi-kondisi seperti tentu menyulitkan proses periasan. Nah percaya tidak percaya, untuk mengatasi itu Elsa mengajak bicara si jenazah. Dia percaya bahwa indra pendengaran adalah indra yang paling terakhir diambil Tuhan.

"Ya misalnya, kalau matanya belum tertutup sempurna biasanya masih ada yang ditungguin tuh. Paling saya bilang 'sabar ya bentar lagi datang kok orangnya'. Atau kalau yang masih keluar air mata saya bilang 'Kan sekarang sudah tenang, sudah tidak merasakan sakit lagi. Mohon kerja samanya, saya ingin ibu tampil cantik menghadap Tuhan'," tutur Elsa.

Lain cerita jika jenazah meninggal karena kecelakaan. Misalnya wajahnya luka-luka. Untuk menangangi kondisi itu, Elsa mengakali dengan teknik makeup tersendiri, misalnya menggunakan concealer yang dipadankan dengan foundation.

Jika kondisinya parah, misalnya kulitnya menganga lebar, Elsa menggunakan lem untuk menyatukannya lagi. Setelah itu baru disamarkan dengan teknik makeup.

Elsa juga sering menggunakan lem untuk membuat simpul efek tersenyum di wajah si jenazah. Nah teknik lem untuk membuat simpul senyum ini tidak bisa sembarangan.


Hide Ads