Mendulang Rupiah dari Rias Jenazah

Mendulang Rupiah dari Rias Jenazah

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 23 Sep 2019 07:05 WIB
Mendulang Rupiah dari Rias Jenazah
Foto: Merias Jenazah

Gloria Elsa Hutasoit mungkin memang terlahir untuk menjadi perias jenazah. Sudah bertahun-tahun dia melakoni profesinya, meskipun dia memberikan jasanya secara cuma-cuma.

Elsa memang sudah dikenal sebagai perias wajah tanpa memungut sedikit pun bayaran. Sejak dia kembali menjalani profesi ini pada 2016, dia sudah bernazar bahwa dia akan merias jenazah secara gratis.

Meksi begitu menurutnya profesi sebagai perias jenazah terbilang cukup menguntungkan. Bayaranya juga sama seperti perias manusia hidup, semakin ahli dan semakin mahal peralatan yang dia pakai biasanya tarifnya juga akan lebih mahal. Bagi sebagian orang yang memiliki harta banyak rela mengeluarkan jutaan rupiah untuk melihat jenazah tampil menawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, perias jenazah sama seperti profesi lainnya tentu ada suka duka yang didapat. Dukanya perias jenazah harus siap kapanpun ketika ada panggilan bertugas.

Sebab makeup jenazah akan bisa dilakukan dengan baik maksimal 2 jam setelah kematian. Kulit jenazah jika sudah meninggal lebih dari 2 jam biasanya pori-porinya sudah tertutup.

Jika sudah seperti itu maka sama saja seperti merias kaca, akan mudah terhapus. Sementara bagi orang Nasrani, Budha maupun Konghucu, jenazah baru bisa dikebumikan setelah beberapa hari melalui serangkaian acara.

"Saya pernah dapat panggilan jam 2 pagi ke Cilincing. Ya untungnya sekarang sudah gampang ada ojek online. Tapi ya susah juga kadang nyari ojol jam segitu," tuturnya.

Merias mayat juga memberikan tantangan tersendiri bagi pelakunya. Sebab, berbeda penyebab kematian, maka berbeda pula teknik dan penggunaan jenis makeup yang dilakukan.

Setiap jenis penyakit yang menjadi penyebab kematian akan membuat warna dan kondisi kulit wajah berbeda-beda. Apalagi jika penyebab kematiannya adalah kecelakaan dan membuat wajah rusak. Dibutuhkan teknik dan pengetahuan untuk mengakalinya.

Untuk sukanya, tentu bayaran yang diterima si perias jenazah. Menurut Elsa tarif perias jenazah saat ini berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta, tergantung tempat rumah duka atau rumah sakit dan jenis peralatan makeup.

Elsa sendiri tidak menarik bayaran sepeser pun dari profesinya itu. Sehari-hari dia mengandalkan pemasukan dari merias manusia hidup dan berjualan makeup lokal.

Namun dia menjalani profesinya itu dengan ikhlas. Banyak pelajaran kehidupan yang bisa dia ambil dari profesinya yang bersinggungan dengan kematian itu. Setidaknya dia jadi ingin terus berbuat kebaikan.

Seribg bersinggungan dengan kematian, Elsa justru takut akan mati. Dia merasa kebaikan yang dia perbuat masih jauh dari kata cukup.

"Kematian itu harus dipersiapkan dengan matang. Karena ketika kita mati, kita tidak bisa kembali lagi. Makanya kebaikan itu jangan ditunda-tunda sekecil apapun itu," tuturnya.


(das/ang)
Hide Ads