Siap-siap! 23 Juta Pekerjaan di RI Bakal Digantikan Robot

Siap-siap! 23 Juta Pekerjaan di RI Bakal Digantikan Robot

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 26 Sep 2019 06:18 WIB
Siap-siap! 23 Juta Pekerjaan di RI Bakal Digantikan Robot
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Managing Partner Indonesia and President-Director, McKinsey Indonesia Phillia Wibowo mengatakan dengan pergeseran ke ekonomi digital, dibutuhkan keterampilan baru untuk pencari kerja yang baru pertama kali mencari kerja maupun yang sudah berpengalaman.

Dia bilang keterampilan teknologi akan lebih diminati. Tetapi akan ada juga peningkatan kebutuhan atas keterampilan sosial dan emosional, serta keterampilan kognitif yang lebih tinggi.

"Seperti kreativitas dan kemampuan untuk memecahkan masalah. Hal ini menjadi prioritas penting untuk ditangani oleh sistem pendidikan di Indonesia," katanya.

Lanjutnya, masyarakat Indonesia yang telah mengenyam pendidikan menengah mungkin akan menghadapi perubahan terbesar dalam dunia pekerjaan di tahun 2030. Namun secara persentase, peluang terbesar akan diperoleh mereka yang memiliki pendidikan tinggi atau pendidikan lanjut. Hal ini memunculkan tantangan penting bagi sektor pendidikan di Indonesia.

"Tingkat kesiapannya perlu diperhatikan bersama. Tidak hanya dari institusi pendidikan, tapi juga bisa dari korporasi. Ada yang namanya meta skills, mindset bahwa life long learning. Jangan sampai karena sudah lulus sekolah kemudian berhenti belajar," katanya.

"Lalu ada soft skill problem solving. Di manapun institusinya harus mendidik ke arah problem solving. Dan semua stakeholder berperan untuk memikirkan ini," tambah dia.

Semua pemangku kepentingan termasuk pembuat kebijakan, institusi akademik, LSM, dan pelaku bisnis diharapkan bersiap menghadapi perubahan substansial dalam dunia kerja di masa mendatang. Setiap perusahaan harus mulai mempersiapkan rencana dan transisi ke masa depan melalui program pembelajaran jangka panjang, baik bagi orang-orang yang terdampak saat ini maupun mereka yang mungkin baru akan terdampak di masa depan.

"Memang peran pemerintah penting untuk berikan insentif untuk re-scallingnya. Re-scallingnya ke arah mana, mungkin berbeda tiap-tiap negara tergantung industrinya. Yang penting berdialog dengan employer-nya to make sure bahwa programnya tepat sasaran," kata Phillia.

(ara/ara)

Hide Ads