"Bukan saja disebabkan oleh impor barang tapi juga lebih banyak oleh daya beli masyarakat kita juga yang turun," kata dia kepada detikcom, Jumat (27/9/2019).
Turunnya daya beli masyarakat, menurutnya dipengaruhi anjloknya harga sejumlah komoditas. Ini membuat produk tekstil tak lagi jadi prioritas.
"Dikarenakan harga komoditi di masyarakat turun seperti karet, kopi dan lain sebagainya turun semua sehingga tekstil ini nggak menjadi kebutuhan prioritas dan tentu bisa ditinggalkan," jelasnya.
Tekanan terhadap industri tekstil tidak dialami secara merata oleh seluruh pelaku industri. Namun dia belum mengetahui secara pasti penyebab rontoknya pabrik tekstil seperti yang terjadi di Jawa Barat baru-baru ini.
"Saya belum dapat berita yang akurat tentang dua pabrik ini. Jadi data-datanya ya kurang tahu saya persisnya. Yang jelas ini tidak merata, tentu ini kan hanya untuk perusahaan-perusahaan yang berorientasi pasar domestik. Kalau yang ekspor naik malahan," tambahnya.
(toy/fdl)