Bisnis minuman boba kembali menjamur di Indonesia. Minuman yang digandrungi kawula muda ini bisa jadi bisnis yang menjanjikan, atau malah sebaliknya?
Pengamat ekonomi dan bisnis Indef, Ahmad Heri mengatakan, bisnis minuman boba juga merupakan sektor yang berkembang pesat karena booming di Indonesia. Namun, menurutnya akan terjadi seleksi alam, atau akan ada eliminasi dari pelaku bisnis boba di tengah persaingan yang ketat.
"Nanti sampai seberapa banyak bisnis minuman ini akan terus meningkat dan itu ada titik di mana dia optimum. Ketika dia meningkat terus-terusan akan terjadi seleksi alam, akan terjadi persaingan. Memang ini sedang booming dan jangan sampai nanti menjadi bubble, banyak yang buka tapi banyak juga yang tumbang," kata Heri kepada detikcom, Jumat (25/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejalan dengan pendapat tersebut, CEO and Founder Jacqueline Karina menuturkan, persaingan tentunya ada dalam setiap bisnis. Namun, persaingan itu tak perlu dikhawatirkan jika suatu produk memiliki jati diri atau ciri khas.
"Zaman sekarang yang paling penting ada soul. Jadi personality-nya ada nggak di minuman itu? Apakah ini hanya sekadar jual minuman tapi tak ada added value atau memang ada personality? Brand itu perlu memiliki personality, memiliki soul. Nah itu yang dicari oleh milenial dan gen Z sekarang. Karena sekarang ini kita bukan hanya membeli produk tapi juga ingin mengetahui story-nya," terang Jacqueline.
Menambahkan pendapat di atas, General Manager Kamutea Indonesia, Ronald Layandi mengatakan, sebuah merek minuman boba harus bisa melakukan inovasi terus-menerus. Meski begitu, seorang pebisnis minuman boba harus punya produk jagoan agar diingat oleh pelanggan.
"Kalau ditanya kenapa bisa lebih survive dibandingkan jenis lain, balik lagi Kompetisi itu kita selalu menganggap sebagai pikiran positif jadi akan ada inovasi dan memperluas pasar. Dengan perluasan pasar dan inovasi tersebut masing-masing brand, saya rasa orang akan kenal dan selalu ingat," tuturnya.
(ang/ang)