Curhat Biro Perjalanan
Sekretaris Jenderal Astindo Pauline Suharno sepakat harga tiket pesawat memang masih mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan mahalnya tiket pesawat dipicu oleh maskapai Garuda Indonesia yang tidak lagi memberlakukan tarif bervariasi alias sub kelas tarif. Artinya tidak ada lagi alokasi tarif murah dalam satu penerbangan. Kondisi tersebut akhirnya diikuti oleh maskapai-maskapai lainnya sehingga harga tiket pesawat mahalnya merata.
"Harga promonya, yang domestik ya harga promo domestik itu kelas-kelas murahnya tidak dikeluarkan, tidak dibuka. Otomatis ini kan memicu maskapai-maskapai lain. Jadi mereka ikuti, paling mereka cuma murah berapa ratus ribu dari Garuda," sebutnya.
Tingginya harga tiket pesawat menurutnya konsisten sejak tahun lalu, tepatnya November 2018.
"Nah dari mulai tahun lalu, November stagnan di batas atas terus (harga tiket pesawat). Jadi kelas promonya nggak dibuka," tambahnya.
Bagaimana respons pemerintah menanggapi keluhan tiket pesawat mahal? Langsung klik halaman selanjutnya.