Ia menerangkan bahwa aspek Activities harus mendapatkan perhatian serius terpisah dari aspek Attraction. Hal ini diyakini karena aspek Activities lah yang akan membuat wisatawan lebih betah lama tinggal di sebuah destinasi wisata dan tentu spending lebih banyak membawa devisa.
"Selain atraksi keindahan alam destinasi wisata, wisatawan pasti akan berpikir untuk melakukan aktivitas yang unik dan orisinil. Aspek aktivitas inilah pula akan melibatkan masyarakat sekitar destinasi wisata untuk melakukan usaha di bidang ekonomi kreatif guna peningkatan kesejahteraan daerah," jelas Chandra, juga Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nasari Syariah ini.
Selanjutnya terkait aspek Ambience dan Attitude, ia memberi penekanan pada kedua aspek ini karena saling berhubungan dan menguatkan. Chandra berkata dalam kedua aspek sentral inilah butuh tekad kuat dari masyarakat bahwa daerahnya akan lebih sejahtera apabila mampu memberi kesan baik kepada wisatawan yang datang hingga terjadi repeat order dan bahkan referral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat harus teredukasi untuk memiliki budaya sadar wisata, di mana hospitality meliputi sopan santun dan melayani menjadi poin krusial," katanya.
Sementara terkait aspek Accelerator, Chandra melihat marketing digital akan punya peranan penting. Biarpun strategi marketing lain juga berjalan seiring saling melengkapi.
"Event Internasional yang spektakuler akan sangat jitu mengenalkan destinasi wisata super prioritas Indonesia. Perpaduan kuat dengan marketing digital akan mendorong sukses pariwisata sebagai sektor andalan," ujarnya.
Simak Video "Video: Demo Tolak Pariwisata Massal, Warga Barcelona Tembakkan Pistol Air"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)