1. Brexit, Lembaran Baru Bagi Inggris
Meski telah keluar dari UE, Britania Raya masih harus menunggu 11 bulan ke depan untuk transisi hingga akhirnya UK sepenuhnya bebas dari blok UE. Masih ada negosiasi perdagangan yang berkepanjangan dengan UE.
"Saat inilah di mana fajar menyingsing dan tirai tersibak untuk babak baru dalam drama nasional terbesar kita," kata Perdama Menteri Inggirs Boris Johnson.
Ia menuturkan, kekuatan baru atau kedaulatan yang direbut kembali ini adalah perubahan besar bagi mereka.
"Baik itu dengan mengendalikan imigrasi, atau menciptakan pelabuhan yang bebas, atau membebaskan industri perikanan kami, juga melakukan transaksi perdagangan bebas. Atau hanya membuat Undang-undang (UU) dan aturan kami untuk kepentingan rakyat negara ini," paparnya.
"Dan tentu saja saya pikir itu adalah hal yang benar dan sehat serta demokratis untuk dilakukan. Ini semua adalah kekuatan dan langkah yang terpuji. UE telah berkembang lebih dari 50 tahun ke arah yang tidak lagi sesuai dengan negara ini. Dan itu adalah yang dibenarkan oleh orang-orang yang menyuarakan ini," sambung dia.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Parlemen UE dari Inggris, Nigel Farage yang merupakan salah satu orang yang menyuarakan Brexit ini mengatakan mandat ini adalah aksi demokrasi terbesar yang pernah dilakukan negaranya.
Bahkan, ia dengan tegas menyatakan bahwa Britania Raya tak perlu lagi memenuhi perintah dari UE.
Farage mengatakan bahwa meskipun dia anti-UE, dia tidak menentang negara-negara Eropa. Bahkan ia berbagi visi untuk benua yang disebutnya sebagai negara-negara bebas, berdaulat, demokratis.
Simak Video "Video: BI Sebut Daya Tahan Ekonomi RI Lebih Tinggi Dibanding AS-China"
[Gambas:Video 20detik]