Dikutip dari CNBC Indonesia, Carlo merupakan lulusan Akpol 1985 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam.
Karier Tewu dalam kepolisian cepat melesat berkat prestasi yang dicapainya. Tahun 2001, Tewu yang merupakan anggota Tim Kobra beserta perwira lainnya berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra (mantan) Presiden Soeharto. Berkat sukses menangkap Tommy, Tewu termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah jabatan yang pernah di emban Carlo antara lain, Wakapolda Sulawesi Utara, lalu sempat pula menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Utara. Kemudian sempat menjabat Karojianstra Sops Polri, Dirtipidum Bareskrim Polri dan Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam.
Selanjutnya, Nawal Nely yang berkecimpung di kantor akuntan publik (KAP) Ernst & Young (EY). Mengutip akun Linkedin, ia bergabung di EY pada 2002-2004 dan di 2007 bergabung lagi.
Terakhir, Loto Srinaita Ginting. Ia adalah anak buah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Loto terakhir menjabat sebagai Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan. Ia menjabat sebagai Direktur Surat Utang Negara pada tanggal 12 Februari 2015. Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Pengelolaan Portofolio Surat Utang Negara.
Loto merupakan alumnus dari University of New South Wales dan meraih gelar Master of Commerce in Management pada tahun 2000.
(ara/ang)