Gara-gara Corona, Ekonomi Dunia Sulit 'Meroket' di 2020

Gara-gara Corona, Ekonomi Dunia Sulit 'Meroket' di 2020

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 17 Feb 2020 12:34 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Foto: Hendra Kusuma
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mulai khawatir dengan laju pertumbuhan ekonomi global pada 2020. Sejak akhir 2019, tahun ini banyak yang meramal menjadi titik balik laju pertumbuhan ekonomi global setelah melemah sepanjang tahun sebelumnya.

Hanya saja, dikatakan Sri Mulyani proyeksi yang banyak dirilis lembaga internasional diubah karena banyak ketidakpastian yang terjadi di awal tahun 2020. Sehingga, laju ekonomi global di tahun ini kembali dalam pelemahan.

"2019 adalah yang terendah dan kami akan tumbuh pada tahun 2020. Tetapi pada akhirnya, banyak ketidakpastian, sebenarnya mempengaruhi prospek ekonomi tahun ini," kata Sri Mulyani saat acara Indonesia Economic & Investment Outlook 2020 di kantor BKPM pusat, Jakarta, Senin (17/2/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kejadian-kejadian di awal tahun yang mempengaruhi ekonomi global antara lain pembunuhan Mayor Jenderal Qasem Soleimani, Britania Raya yang keluar dari Uni Eropa (Brexit), dan yang baru-baru ini adalah merebaknya virus corona di China.

"Di Asia, kita memiliki Hong Kong, China, dan virus corona, yang akan cukup signifikan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dengan ketidakpastian tersebut maka mau tidak mau akan mempengaruhi perekonomian Indonesia yang sampai saat ini menjalin kerja sama perdagangan dengan negara-negara di dunia. Salah satu mitra dagang tanah air yang besar adalah China.

Tidak hanya itu, Sri Mulyani juga akan mewaspadai pemangkasan perekonomian Singapura. Menurut dia, pihak Singapura akan mengajukan APBN-nya tahun 2020-2021 dan melampirkan revisi ekonomi sekitar 0,2-0,5%.

"Ini sudah terlemah bagi orang Singapura. Jadi ini akan menjadi salah satu barometer bagi kita, untuk melihat apa yang akan dihadapi, dengan jenis ketidakpastian," ungkap dia.

Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah Indonesia belakangan ini sangat fokus mengawasi wabah corona yang terjadi di China dan mulai menyebar ke beberapa negara lainnya. Pemerintah fokus mengawasi karena wabah tersebut bisa menjadi sentimen bagi laju perekonomian nasional.

Sri Mulyani bercerita mengenai pemerintah mengelola perekonomian nasional pada tahun 2019. Ekonomi nasional pada tahun lalu banyak dihempas ketidakpastian global salah satunya perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS).

"2019 bukan waktu yang mudah bagi dunia, pertumbuhan global terlemah, juga untuk perdagangan global merupakan yang terlemah sejak krisis keuangan 2008-2009, intinya growth sangat lemah," kata Sri Mulyani di kantor BKPM, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Ketidakpastian dunia kembali berlanjut di tahun 2020, Sri Mulyani bilang pada awal tahun ini banyak kejadian yang menjadi sentimen negatif bagi perekonomian dunia. Mulai dari isu pemakzulan Presiden AS Donald Trump, pembunuhan jenderal di Iran, dan yang baru-baru ini adalah virus corona di China.

Akibat dari beberapa kejadian di awal tahun, beberapa lembaga internasional seperti IMF pun kembali merevisi proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,1-0,2%. Sebelumnya pada World Economic Outlook Januari lalu, IMF telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada 2020 sebesar 0,1 poin persentase menjadi 3,3%.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku akan memaksimalkan APBN tahun 2020 sebagai langkah antisipasi serangan ketidakpastian global terhadap laju pertumbuhan ekonomi nasional di tahun ini. Kebijakan fiskal yang diimplementasikan tahun sebelumnya akan dilakukan kembali di tahun 2020.

"Indonesia tetap mempertahankan pertumbuhan untuk menciptakan mempertahankan dan momentum untuk pertumbuhan. Serta mencapai tujuan pembangunan," ujarnya.



Simak Video "Video: Senyum Sri Mulyani Saat Ditanya Isu Mundur dari Kabinet Prabowo"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads